(Delikan Sebagai Model Pembelajaran) – Delikan adalah salah satu model pembelajaran, delikan sendiri merupakan akronim dari (de) dengar, (li) lihat, dan (kan) kerjakan. Model ini diangkat dan dikembangkan atas dasar pengalaman empiris di lapangan, artinya adalah mengkajian dari hasil pengamatan terhadap praktek mengajar para guru disekolah, terutama kaitannya dengan upaya untuk mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran.
Pada awalnya model ini dikembangkan di sekolah dasar, akan tetapi pada perkembangannya model ini juga bisa diterapkan dalam pembelajaran untuk tingkat SMP maupun SMA.
Sebagai sebuah model pembelajaran, delikan harus dipandang secara holistik dan berkesinambungan. Dalam hal ini proses dengar dibarengi dengan proses lihat dan proses kerja. Dengan demikian maka, pembelajaran akan memberikan kesan yang mendalam dan bermakna karena ditangkap oleh tiga indera yaitu penglihatan, indera motorik dan pendengaran.
Aspek yang dikembangkan dalam pembelajaran dengan model delikan antara lain: afektif, kognitif (dalam proses mendengar dan melihat) dan psikomotor.
Beberapa keuntungan yang didapat dengan diterapkannya model DELIKAN antara lain adalah sebagai berikut:
- Materi pembelajaran lebih bermakna bagi siswa
- Mendorong siswa untuk belajar lebih lanjut
- Memori siswa bertahan lebih lama
Dari penyelidikan dari para ahli ilmu jiwa diketahui bahwa berhasil tidaknya belajar tergantung pada makna dari apa yang telah dipelajari. Pelajaran itu bermakna sejauh mana pelajaran atau masalah itu riil atau berharga bagi siswa / murid / pelajar, dan sejauh hubungan esensial antara bagian-bagiannya ditegaskan, sehingga murid adalah menangkap atau memahami hubungan-hubungan dalam keseluruhan itu.
Dimodel delikan merupakan suatu strategi pembelajaran yang memungkinkan peserta didik mendapatkan jawabannya sendiri. Hal ini merupakan sebuah model pembelajaran yang penyampaian bahan pelajarannya tidak berbentuk final, tidak langsung. Artinya dalam penyampaian materi peserta didik diiberi kesempatan untuk mencari dan memecahkan sendiri permasalahannya dengan mempergunakan teknik pemecahan masalah.
Sementara itu pengajar bertindak sebagai pengarah, mediator dan fasilitator yang wajib memberikan informasi yang relecan dengan permasalahan atau materi pelajaran. hal ini dapat dilakukan di dalam kelompok-kelompok kecil di dalam kelas melalui diskusi dan bermain peran. Dalam kegiatan ini peserta didik dituntut untuk aktif dan terlibat dalam situasi belajar. peserta didik menyadari adanya masalah, mengajukan pertanyaan, selanjutnya menghimpun informasi sebelum mengambil keputusan. Model delikan diterapkan dengan enam tahap pelaksanaan yang meliputi:
- Tahap orientasi berupa kegiatan menetapkan masalah sebagai pokok bahasan yang akan dirumuskan dalam bentuk pertanyaan.
- Tahap hipotesis yaitu merumuskan hipotesis sebagai acuan dalam delikan.
- Tahap definisi yaitu menguraikan dan memperjelas hipotesis.
- Tahap eksploratif berupa pengujian hipotesis menurut logika yang disesuaikan dengan implikasi dan asumsi.
- Tahap pembuktian yaitu mengumpulkan data dan fakta untuk membuktikan hipotesis.
- Tahap generalisasi yaitu membuat kesimpulan sebagai pemeahan atau jawaban permasalahan yang dapat diterima kebenarannya.