a. Systitis
Sistitis merupakan peradangan kandung kemih tanpa disertai radang pada bagian saluran kemih, biasanya inflamasi akibat bakteri. Sistem ini sukup sering dijumpai dalam kehamilan dan nifas. Kuman penyebab utamanya adalah E.coli, disamping dapat oleh kuman-kuman lain. Predisposisi lain adalah karena uretra wanita yang pendek, sistokel, adanya sisa air kemih yang tertinggal, disamping penggunaan kateter untuk usaha pengeluaran urin pada pemeriksaan ginekologik atau pesalinan. Penggunaan kateter ini dapat mendorong kuman-kuman yang ada di uretra distal untuk masuk ke kandung kemih.
Tanda dan Gejala:
- Hampir 95 % mengeluh nyeri pada derah supra simpisis atau nyeri saat berkemih.
- Frekuensi berkemih meningkat tetapi jumlahnya sedikit sehingga menimbulkan rasa tidak puas dan tuntas.
- Air kencing kadang terasa panas.
- Air kencing berwarna lebih gelap dan pada serangan akut kadang-kadang berwarna kemerahan.
Pemeriksaan Laboratorium:
Secara mikroskopik, tampak peningkatan jumlah leukosit, sejumlah eritrosit, bakteri pada spesimen urin. Untuk menghindari kontaminasi, spesimen urin diambil dari aliran tengah setelah daerah genitalia eksterna dicuci terlebih dahulu. Hasil biakan bakteriologis air kemih, umumnya memberikan hasil yang positif. Seringkali dijumpai piuria atau hematuria (gross hematuria).
Penanganan:
- Umumnya dilakukan pengobatan rawat jalan dan pasien dianjurkan untuk banyak minum.
- Atur frekuensi berkemih untuk mengurangi sensasi nyeri, spasme dan rangsangan untuk selalu berkemih (tetapi dengan jumlah urine yang minimal). Makin sering berkemih, nyeri dan spasme akan makin bertambah.
- Hanya Ibu hamil yang mengeluh nyeri hebat disertai dengan hematuria, memerlukan perawatan dan observasi ketat.
- Terapi antibiotika yang dipilih, mirip dengan pengobatan bakteriuria asimptomatik. Apabila antibiotika tunggal kurang memberikan manfat, berikan antibiotika kombinasi. Kombinasi tersebut dapat berupa jenis obatnya ataupun cara pemberiannya, misal: amoksillin 4×250 mg per oral., digabung dengan Gentamisin 2×80 mg secara intramuskular selama 10-14 hari. Dua hingga 4 minggu kemudian dilakukan penilaian laboratorium untuk evaluasi pengobatan.
- Hampir 25% pasien pernah mengalami sistitis, akan mengalami infeksi ulangan sehingga perlu diberikan konseling untuk upaya profilaksis dan kunjungan ulang apabila timbul kembali tanda sistitis. Untuk pencegahan infeksi berulang berikan nitrofurantoin 100 mg/hari setiap malam sampai sesudah 2 minggu post partum.
- Dalam asuhan antenatal yang terjadwal, sebaiknya dilakukan pemeriksaan air kemih, sebagai langkah antisipatif terhadap infeksi ulang.
b. Pielonefritis Akuta
Pielonefritis akuta merupakan salah satu komplikasi yang sering dijumpai dalam kehamilan dan frekuensinya kira-kira 2%, terutama pada kehamilan terakhir dan permulaan masa nifas. Infeksi ini biasanya disebabkan oleh Escherichia koli dan dapat pula oleh kuman-kuman lain seperti stafilokokkus aureus, basillus proteus dan pseudomonas aerugenosa. Kuman dapat menyebar secara hematogen atau limfogen, akan tetapi terbanyak dari kandung kemih.
Predisposisi
Penggunaan kateter untuk mengekuarkan urine waktu persalinan atau kehamilan, air kemih yang tertahan sebab perasaan sakit waktu berkemih karena trauma persalinan atau luka pada jalan lahir.
Sekitar 1%-2% wanita hamil, mengalami pielonefritis akuta. Kondisi ini merupakan masalah utama saluran kemih pada wanita hamil. Duapertiga kasus pielonefritis akut, didahului oleh bakteriuria asimptomatik. Pielonefritis sangat berkaitan dengan stasis aliran air kencing akibat perubahan-perubahan sistem.
Gejala dan tanda yang penting untuk diperhatikan:
- Pielonefritis akuta ditandai dengan gejala demam, menggigil, mual dan muntah, nyeri pada daerah kostovertebra atau pnggang. Sekitar 85% kasus, suhu tubuh melebihi 38ºC dan sekitar 12%, suhu tubuhnya mencapai 40ºC.
- Sering disertai mual, muntah dan anoreksia.
- Kadang-kadang diare
- Dapat juga jumlah urine berkurang
- Pemeriksaan air kemih menunjukan banyak sel-sel leukosit dan bakteri. Hasil biakan menunjukan banyak koloni mikroorganisme patogen.