Pada masa lalu, terdapat beberapa daerah di dunia yang menjadi titik-titik utama munculnya berbagai pemikiran yang berhubungan dengan filsafat dan psikologi, seperti China, India, Babilonia, Mesir, Persia, dan Yunani.
Di China, bidang psikologi dan filsafat yang mereka tekuni didominasi oleh konsep yin dan yang. Konsep ini berlaku dalam berbagai hal, termasuk untuk pikiran dan raga, di mana meskipun pikiran memegang peran yang dominan, namun keduanya tetap sama pentingnya.
Pemikiran tersebut berbeda dengan pemikiran masyarakat India, yang tidak mementingkan raga dan lebih menekankan pada kehidupan spiritual. Karena itulah, masyarakat India menganggap bahwa salah satu penyebab penyakit adalah setan, dan mereka menangani penyakit dan gangguan-gangguan kejiwaan itu dengan praktik-praktik yang bersifat spiritual, seperti dengan menggunakan mantra, jimat, atau meditasi.
Praktik-praktik pengobatan dan penjelasan-penjelasan mengenai penyebab penyakit yang bercampur dengan takhayul juga dilakukan oleh bangsa-bangsa yang berada di sekitar daerah Mediterania, seperti Babilonia, Mesir, Yahudi dan Persia.
Berbeda dari bangsa lainnya, bangsa Yunani merupakan bangsa yang lebih logis dan tidak lagi mencampurkan takhayul dalam pemikiran-pemikiran mereka. Bangsa ini melakukan begitu banyak aktivitas intelektual sehingga melahirkan berbagai aliran-aliran filsafat. Kosmologi merupakan aliran filsafat pertama yang lahir di Yunani. Aliran ini membahas mengenai alam semesta, apa hakikatnya dan bagaimana alam semesta itu terbentuk.
Parmenides merupakan rasionalis pertama yang menganggap pengalaman indrawi seringkali memberikan penjelasan yang bertentangan dengan nalar, dan perubahan yang kita rasakan dengan indra kemungkinan adalah ilusi. Hal ini bertentangan dengan apa yang dinyatakan oleh Heraclitus. Heraclitus beranggapan bahwa apa yang ditangkap indra itu adalah benar, dan yang tidak benar adalah konstansi. Kemudian muncul pula Democritus, yang menyatakan bahwa semesta berasal dari atom. aliran yang lain adalah aliran yang berorientasi biologis, yang memusatkan diri terhadap masalah-masalah kesehatan.
Salah satu tokohnya adalah Hippocrates, yang menyatakan bahwa keempat elemen utama yang berada di cairan tubuh harus berada dalam kondisi yang seimbang agar tidak timbul gangguan kesehatan. Hippocrates juga beranggapan bahwa mimpi yang semakin jauh dari kenyataan mengindikasikan semakin parahnya penyakit. Aliran yang ketiga adalah aliran relativisme. Protagoras, menyatakan bahwa kebenaran itu bersifat relatif dan subjektif.
Pernyataan Protagoras ini memberikan dampak yang penting bagi bidang psikologi, yang mengobservasi bagaimana pandangan orang-orang terhadap dunia mereka. Setelah Protagoras, muncul aliran humanis yang merupakan bagian dari masa keemasan Yunani. Tokoh yang pertama, Socrates, menyanggah pendapat Protagoras. Socrates menyatakan bahwa pengetahuan dan kebenaran diperoleh melalui analisis dari berbagai konsep.
Salah satu murid Socrates, Plato, juga merupakan tokoh yang penting dalam bidang psikologi dan filsafat. Menurut Plato, terdapat realitas yang mengandung pola-pola yang abadi dibalik dunia indra, dan jiwa, yang berada dalam wilayah pola-pola abadi, juga merupakan sesuatu yang abadi. Plato membagi jiwa ke dalam tiga fungsi utama, yaitu akal yang terletak di kepala, kehendak yang berada di dada, dan nafsu yang berada di perut.
Jika terjadi ketidakseimbangan antara fungsi-fungsi tersebut, akan muncul gangguan jiwa. Berbeda dengan Plato yang menganggap realitas adalah yang berada pada dunia pola-pola abadi, Aristoteles beranggapan bahwa dunia pola dan dunia indra sama pentingnya. Aristoteles lebih mempercayai pengalaman-pengalaman indrawi, sehingga ia pun beranggapan bahwa jiwa bukan sesuatu yang abadi.
Sumber: