Teori belajar kognitif Peaget sangat berpengaruh pada teori belajar di bidang pendidikan, khususnya teori belajar kognitif. Teori belajar kognitif, menekankan pentingnya interaksi antara pertumbuhan fisik dan perkembangan intelektual organisma.
Piaget dalam Djaali (2011) dengan teori Cognitif Development memandang bahwa proses berpikir merupakan aktivitas gradual dari fungsi intelektual, yaitu dari berpikir konkret menuju abstrak. Perkembangan kapastas mental memberikan kemampuan baru yang sebelumnya tidak ada.
Perkembangan intelektual menurut Peaget terdiri dari tiga aspek, yaitu:
- Struktur atau scheme ialah pola tingkah laku yang dapat diulang.
- Isi atau content ialah pola tingkah laku spesifik ketika ketika seseorang menghadapi suatu masalah.
- Fungsi atau function ialah yang berhubungan dengan cara seseorang mencapai kemajuan intelektual. Function terdiri dari dua macam fungsi invariant, yaitu organisasi dan adaptasi.
Organisasi berupa kecakapan seseorang dalam menyusun proses fisik dan psikis, sedangkan adaptasi adalah kemampuan seseorang dalam menyesuaikan dengan lingkungan. Adaptasi terdiri dari dua macam proses komplementer yaitu asimilasi dan akomodasi. Asimilasi adalah proses penggunaan struktur atau kemampuan individu untuk menghadapi masalah dalam lingkungannya, sedangkan akomodasi adalah proses perubahan respons individu terhadap stimulasi.
Perkembangan kognitif tergantung pada akomodasi. Oleh karena itu, siswa harus diberikan suatu areal yang belum diketahui, agar dapat belajar. Dengan adanya area baru ini siswa akan mengadakan usaha-usaha untuk mengakomodasi. Situasi atau area itulah yang akan mempermudah perkembangan kognitif.
Lebih lanjut Piaget dalam Daniel Muijis dan David Reynolds (2008) mengemukakan “ada tiga faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif anak adalah apa yang diistilahkan maturion (maturasi, kematangan), faktor yang kedua adalah activity (aktivitas)”. Semakin meningkatnya maturasi menyeb abkan semakin meningkatnya kemampuan anak untuk menghadapi lingkungannya, dan untuk belajar dari tindakannya. Faktor ketiga adalah sosial transmission (tranmisi sosial) belajar dari orang lain.
Adanya faktor diatas merupakan tahapan anak didalam proses belajar, hal ini Piaget dalam Slameto (2010) mengenai perkembangan proses belajar pada anak-anak.
Perkembangan proses belajar pada anak-anak oleh Peaget:
- Anak mempunyai struktur mental yang berbeda dengan orang dewasa. Mereka bukan merupakan orang dewasa dalam bentuk kecil, mereka mempunyai cara yang khas untuk menyatakan kenyataan dan untuk menghayati dunia sekitarnya. Maka memerlukan pelayanan tersendiri dalam belajar.
- Perkembangan mental pada anak melalui tahap-tahap tertentu, menurut suatu urutan yang sama bagi semua anak.
- Walaupun berlangsungnya tahap-tahap perkembangan itu melalui suatu urutan tertentu, tetapi jangka waktu untuk berlatih dari satu tahap ke tahap yang lain tidaklah selalu sama pada setaiap anak.
- Perkembangan mental anak dipengaruhi oleh 4 faktor yaitu kemasakan, pengalaman, interaksi sosial, dan equilibration (proses dari ketiga faktor di atas bersama-sama untuk membangun dan memperbaiki struktur mental).
- Ada tiga tahap perkembangan, yaitu : 1) berpikir secara intuitif ± 4 tahun; 2) beroperasi secara konkret ± 7 tahun; dan 3) beroperasi secara formal ± 11 tahun.