Salak termasuk buah meja yang tidak hanya enak disantap, tetapi juga memiliki kandungan zat besi yang tinggi sehingga sangat dianjurkan bagi penderita anemia atau kurang darah untuk mengkonsumsinya.
Anemia acap kali dialami oleh seorang wanita, terutama saat menstruasi, mengandung atau pun menyusui. Gejala anemia tampak dari raut muka yang terliha pucat dan lesu serta badan mudah letih/ lelah atau pandangan berkunang-kunang.
Sekarang tidak usah cemas, kabar baik untuk kita yang rawan dengan anemia. Buah salak memiliki kelebihan yang dapat membantu terhindar dari gangguan anemia sebab buah berwarna cokelat dengan kulit bergerigi ini dapat membantu tubuh membentuk hemoglobin atau biasa disingkat HB (protein sel darah merah).
Kandungan zat besi buah salak relative lebih tinggi di antara buah-buahan tropis lainnya. Dalam 100 gram daging buah salak, terdapat 4,2 mg zat besi. Kedondong yang telah masak hanya mengandung 2,8 zat besi, mangga indaramayu 1,9 mg, durian 1,3 mg, duku 0,9 mg, dan rambutan 0,5 mg. Pada buah apel impor yang banyak dijual dipasaran modern, terkandung zat besi 0,3 mg per 100 mg daging buah.
Zat nutrisi lain dalam 100 gram daging buah salak adalah karbohidrat 20,9 gram, protein 0,4 gram, mineral 0,7 gram, kalsium 28 mg, fosfor 18 mg, vitamin B1, vitamin C 2 mg, dan jumlah energi sebanyak 77 kalori.
Mungkin makanan suplemen kemasan juga bisa dijadikan obat anemia, namun salak tetap lebih unggul. Serat yang terdapat dalam daging buah salak dapat menjaga sistem pencernaan tetap berfungsi normal. Di samping itu buah salak mudah di peroleh di pasaran, tanpa mengenal musim dan harganya pun relatif terjangkau.
Pada umunya orang lebih suka mengkonsumsi langsung atau sebagai buah meja. Ada pula orang yang suka mengkonsumsi dalam bentuk manisan atau wedang. Salak yang disukai tentunya berdaging tebal dan rasanya yang manis dan agak gurih. Untuk di daerah Jawa Tengah, salak yang paling enak adalah salak pondoh. Salak ini dapat ditemukan di daerah Yogyakarta dan sekitarnya, seperti di Magelang dan Muntilan.