Cerita Anak Putri Salju Dari Eropa

Putri Salju – Pada jaman dahulu kala di belahan dunia ini. Pada saat di musim salju, seorang ratu duduk menjahit di dekat jendela. Ketika ia melirik ke luar rumah untuk melihat serpihan salju yang tertiup angin, tiba-tiba jarinya tertusuk jarum dan tiga titik darah telah menodai baju jahitannya.

“Jika nanti aku punya anak,” kata Ratu, “aku ingin seorang putri yang pipinya semerah darah, kulitnya seputih salju, dan rambutnya sehitam kayu eboni.”

Ajaib, beberapa bulan sesudah itu, keinginan sang Ratu terkabul. Ia mengandung dan kemudian melahirkan seorang putri cantik dengan pipi yang merah, kulit putih, dan berambut hitam pekat.

Diberinya nama Putri Salju. Namun sungguh malang nasib Putri Salju, ibunya tidak dapat menemani lebih lama lagi di dunia ini. Sang Ratu meninggal dunia, dan ayahnya telah menikah lagi. Ratu baru ini cantik, namanya Ratu Elvira tetapi sifatnya penuh iri dan dengki. Hanya mementingkan diri sendiri. Ratu Elvira mempunyai benda ajaib yang paling disayanginya, yaitu sebuah cermin ajaib.

Setiap hari ia bertanya kepada cerminnya, “Cermin kaca benggala, Siapa wanita tercantik di dunia? Cermin itu menjawab, ”0h Ratu, engkaulah wanita paling cantik di dunia ini!” Tetapi, Putri Salju semakin besar dan setiap hari menjadi semakin cantik. Pada suatu hari, ketika Ratu bertanya, “Cermin, kaca benggala, Siapa wanita tercantik di dunia? Kali ini cermin memberi jawaban lain. “0h Ratu, Putri Saljulah wanita paling cantik di dunia!”. Seketika itu juga wajah Ratu langsung cemberut, pucat dan marah.

Sejak peristiwa itu. Ratu sangat membenci Putri Salju, sedangkan semakin hari gadis itu semakin cantik. Dengan rasa marah Ratu rnemanggil seorang pemburu. “Bawalah Putri Salju ke hutan,” perintahnya. “Bunuh dia dan bawa jantungnya kepadaku.” Pemburu itu membawa Putri Salju ke hutan, tetapi ia tidak sampai hati membunuhnya. “Larilah, dan jangan kembali!” bisik si pemburu kepada putri salju.

Putri Salju tak tahu jalan dan ia sangat takut.”Oh, kemana aku harus pergi?” tangisnya. Ia terus berjalan seorang diri. Akhirnya, putri salju melihat sebuah pondok di tempat terbuka. Di luar sangat dingin sekali, maka Putri Salju mengintip ke dalam. Ruangannya kecil dan terlihat sangat aneh! Ada tujuh kursi kecil dan tujuh piring yang kecil pula. Di sepanjang dinding ada tujuh ranjang kecil. Tidak ada orang. Putri Salju masuk, lalu berbaring di salah satu ranjang. Karena capai ia tertidur, Putri Salju tertidur pulas. Ia tidak tahu bahwa pondok itu milik tujuh kurcaci yang bekerja di tambang sepanjang hari, mereka pulang dan menyalakan tujuh lilin. “Astaga! Ada orang di sini!” seru salah satu kurcaci. Ia terkejut ketika melihat Putri Salju tidur di ranjang.

Karena seruan itu, Putri Salju terbangun dan ketujuh kurcaci datang mengerumuninya. “Cantik sekali gadis ini!” kata mereka. “Mengapa engkau datang ke tengah hutan begini, anak manis.” tanya salah satu kurcaci dengan ramah. “Adakah sesuatu yang dapat kami lakukan untuk menolongmu?” Putri Saju bercerita tentang Ibunya, dan juga si Ratu yang jahat. Setelah bercerita, gadis itu menjadi sedih sehingga ia mulai menangis. “Cup,cup,cuuuP…!” kata si kurcaci yang baik itu. “Tinggalah bersama kami. Disini engkau aman dari wanita jahat itu.” Putri Salju dengan senang hati menerima tawaran itu.

Di istana, lagi-lagi Ratu berdiri di depan cermin ajaibnya. Ia tidak tahu kalau pemburu itu sebenarnya tidak menjalankan perintahnya. Jantung yang diperlihatkannya adalah jantung binatang buruan, bukan jantung dari Putri Salju. Sambil mengusap tangan dengan penuh rasa puas, Ratu tersenyum dan berkata, “Cermin kaca benggala, Siapa wanita tercantik di dunia?” tak terduga, cermin itu menjawab, “0h Ratu, Putri Saljulah wanita tercantik di dunia. Di tengah rimba, tempat kediaman tujuh kurcaci, di sanalah Putri Salju berada.”

Sang Ratu menjerit marah, ia merencanakan tindakan dendamnya, Keesok harinya, ketujuh kurcaci berangkat kerja. Putri Salju merapikan pondok itu sambil bersenandung. Tak lama kemudian, seorang nenek-nenek mengetuk pintu. Dialah sang Ratu yang menyamar sebagai wanita penjual keliling. “Lihatlah barang-barang bagus ini, nak,” katanya sambil tertawa. Putri Salju terpesona. Ia membiarkan wanita tua itu mengikatkan pita merah jambu di lehernya untuk mencobakan. Tiba-tiba wanita itu mengetatkan ikatannya! Putri Salju tercekik dan jatuh ketanah. Para kurcaci menemukan Putri Salju tergeletak hampir mati. Mereka melepaskan pitanya dan gadis itu bernapas lagi.

Keesokan paginya Putri Salju sudah sehat kembali. “Penjual itu adalah si Ratu jahat!” kata kurcaci. Sebelum berangkat kerja, mereka berpesan jangan membukakan pintu bagi orang-orang yang tak dikenal. Sementara itu, lagi-lagi cermin ajaib memberi tahu Ratu bahwa Putri Salju belum mati. Ratu pun marah dan ia menyamar lagi, kini sebagai nenek ramah penjual sisir. Lagi-lagi, Putri Salju hampir mati sebab sisir itu baracun. Kali ini para kurcaci menjadi geram. “Siapa pun tidak boleh masuk rumah,” kata mereka tegas.

Ketika Ratu mengetahui dari cermin bahwa ia gagal lagi, kemarahannya memuncak. Ia bertekad untuk membunuh Putri Salju lagi. Keesok harinya. Ratu membawa sekeranjang apel beracun mengetuk pintu pondok kurcaci. “Pintunya tidak usah dibuka anak manis.” katanya licik. “Tetapi cobalah buah apel yang matang ini, rasanya segar dan nikmat sekali!” Putri Salju tidak curiga pada buah apel merah yang ranum itu dan menggigitnya sepotong besar. Ketika para kurcaci pulang sore hari, mereka menemukan Putri Salju telah tergolek di lantai. Segala usaha untuk menyelamatkannya sia-sia saja. Ia tergeletak diam dan dingin. “Kita telah kehilangan gadis paling cantik di dunia,” ratap mereka.

Sementara itu, jauh di istana. Ratu berdiri penuh keangkuhan di depan cerminnya. “Cermin, kaca benggala, Siapa wanita tercantik di dunia?”. Cermin menjawab, “Ratu Elvira, wanita tercantik didunia.”

Para kurcaci tidak dapat berpisah dengan Putri Salju. Pipinya yang berwarna merah darah, kulitnya seputih salju, dan rambutnya sehitam kayu eboni. Oleh karena itu, para kurcaci membuat sebuah peti mati dari kaca dan dengan hati-hati membaringkan Putri Salju didalamnya. Gadis yang terbaring itu tampak seolah-olah sedang tidur saja. Siang malam para kurcaci berjaga di samping peti. Pada suatu petang, lewatlah seorang pangeran muda. Begitu melihat Putri Salju, ia jatuh cinta. “Aku mohon pada kalian, ijinkanlah aku membawanya pulang. Supaya ia dapat berbaring dengan layak di istana.” Para kurcaci akhirnya semua setuju. Dalam perjalanan menuruni gunung. Pada saat suatu ketika, salah seorang pelayan pengusung peti tersandung. Tiba-tiba dari mulut sang Putri Salju keluar secuil buah apel yang selama ini tersangkut di kerongkongannya.

Putri Salju membuka matanya dan memandang Pangeran, Sang Pangeran tentu saja gembira bukan kepalang. Dengan mata berbinar ia berkata, ”Aku cinta padamu, maukah kau menjadi istriku?” kata sang Pangeran. Putri Salju mengangguk bahagia. Para kurcaci merasa girang. Mereka melambai-lambaikan tangan ketika melihat gadis cantik itu berangkat lagi dengan Pangeran.

Putri Salju akhirnya menikah dengan Pangeran. Mereka hidup berbahagia hingga hari tua. Sementara itu Ratu Elvira yang jahat akhirnya mati oleh niat jahatnya sendiri, ketika hendak pergi membunuh Putri Salju, Ratu Elvira terjatuh kejurang yang dalam bersama kereta kudanya.

Check Also

Menggali Lebih Dalam tentang Dogmatis: Apa Itu dan Bagaimana Ini Memengaruhi Pikiran Manusia?

Dogmatis adalah istilah yang sering digunakan untuk menggambarkan sikap atau keyakinan yang keras kepala dan …