Bunga pagoda (Clerodendrum japonicum Sweet) merupakan tanaman hias yang biasa ditanam di pekarangan rumah. Atau sebagai peneduh di tepi jalan dan pagar rumah. Diberi nama bunga pagoda karena bunganya yang berumpun membentuk seperti pagoda atau piramid [lihat gambar].
Sama seperti bunga matahari, selain sebagai kembang taman, bunga pagoda juga berkhasiat sebagai tanaman obat tradisional. Bagian tanaman yang bermanfaat dan sering dijadikan obat adalah akar, daun dan bunganya.
Manfaat Akar Bunga Pagoda
Akar bunga pagoda memiliki sifat dingin dan rasanya pahit. Khasiatnya sebagai antiradang, peluruh kencing (diuretik), menghilangkan bengkak, dan menghancurkan darah beku.
Akar bunga pagoda ini biasa digunakan untuk mengobati beberapa penyakit seperti sakit pinggang (lumbago), nyeri pada rematik, tuberkulosis paru (TB paru) yang disertai batuk darah, wasir berdarah (hemoroid), berak darah (disentri), susah tidur (insomnia), dan bengkak (memar) akibat terbentur benda keras.
Daun dan Bunga Pagoda
Bunga pagoda memiliki rasa yang manis dan sifatnya hangat. Berkhasiat sedatif dan hemostatis (menghentikan pendarahan). Bunga pagoda biasa digunakan untuk mengobati penderita anemia, keputihan, wasir berdarah, dan susah tidur (insomnia). Sedangkan daunnya berkhasiat sebagai antiradang dan mengeluarkan nanah.
Berikut ini beberapa contoh manfaat bunga pagoda untuk kesehatan dan pengobatan tradisional:
Mengobati bisul dan koreng
Ambil daun dan bunga pagoda yang masih segar, cuci bersih dan digiling atau ditumbuk hingga halus. Tambahkan sedikit madu, kemudian diaduk hingga rata. Tempelkan ramuan tersebut diatas bisul atau koreng. Jika sudah kering bisa diganti dua atau tiga kali sehari.
Mengobati susah tidur (insomnia)
Ambil bunga pagoda kering secukupnya, kemudian digiling hingga menjadi serbuk. Ambil satu sendok teh serbuk tadi, lalu masukkan ke dalam satu seloki arak manis. Aduk rata, lalu minum sekaligus pada malam hari menjelang tidur.
Mengobati Wasir Berdarah
Cuci bersih 30 gram bunga pagoda dengan usus sapi. Bisa dijadikan sayur atau ditumis. Setelah matang, kuahnya diminum dan usus sapinya bisa dimakan sebagai lauk.