IPS – Tujuan pembangunan nasional tercantum dalam pembukaan UUD 1945 yakni melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
Syarat utama tentu bangsa Indonesia harus memiliki modal dasar. Modal dasar pembangunan nasional adalah segala sumber kekuatan nasional yang dimiliki dan didayagunakan bangsa Indonesia dalam pembangunan nasional. Modal dasar pembangunan nasional Indonesia antara lain; kemerdekaan dan kedaulatan, jiwa dan semangat persatuan, wilayah nusantara, kekayaan alam yang beraneka ragam, penduduk, serta adat istiadat dan budaya bangsa.
Apabila semua potensi tersebut dimanfaatkan secara optimal, tentu keberhasilan pembangunan nasional akan tercapai. Dari beberapa modal dasar tersebut, penduduk merupakan faktor yang penting dalam pencapaian tujuan pembangunan nasional, karena peranannya yang sangat dominan.
Tujuan dari pembangunan ekonomi adalah meningkatkan kesejahteraan penduduk negara yang bersangkutan. Tingkat kesejahteraan penduduk biasa diukur dengan kenaikan penghasilan riil per kapita. Penghasilan riil perkapita adalah sama dengan pendapatan nasional riil secara keseluruhan yang dihasilkan selama satu tahun dibagi dengan seluruh jumlah penduduk. Dari pengertian di atas terlihat bahwa tingkat kesejahteraan penduduk akan tercapai jika pendapatan nasional riil meningkat lebih cepat dibandingkan pertumbuhan penduduk.
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tinggi rendahnya pendapatan riil suatu negara. Kedua faktor tersebut adalah penduduk dan tenaga kerja (human resources). Dilihat dari peranannya, penduduk memiliki dua peranan penting dalam meningkatkan hasil pembangunan ekonomi suatu negara.
Dari segi permintaan, penduduk bertindak sebagai konsumen. Sedangkan dari segi penawaran penduduk bertindak sebagai produsen. Oleh karena itu perkembangan penduduk yang cepat tidaklah selalu merupakan penghambat bagi jalannya pembangunan ekonomi, jika penduduk ini mempunyai kapasitas yang tinggi untuk menghasilkan dan menyerap hasil produksi yang dihasilkan. Ini berarti bahwa pertambahan penduduk yang tinggi harus disertai dengan tingkat penghasilan yang tinggi pula. Pertambahan penduduk dengan tingkat penghasilan yang rendah tidak ada artinya bagi pembangunan ekonomi.
Seperti telah dipaparkan di atas, pertambahan penduduk yang pesat justru menyumbang terhadap kenaikan penghasilan riil perkapita, jika penduduk itu berkualitas. Hal ini disebabkan karena penduduk yang berkualitas, pada umumnya mempunyai tabungan yang siap untuk melayani kebutuhan investasi, sehingga tambahan penduduk yang berkualitas akan menambah potensi masyarakat sebagai konsumen potensial (captive market). Contoh dengan bertambahnya penduduk yang berkualitas juga akan menambah permintaan kebutuhan sandang, pangan, perumahan, kendaraan, kesehatan, pendidikan, pengangkutan dan lain sebagainya.
Bertambahnya penduduk justru akan menciptakan/memperbesar permintaan secara keseluruhan, terutama untuk investasi. Pertambahan penduduk itu tidak sekedar sebagai tambahan penduduk melainkan juga sebagai suatu kenaikan dalam daya beli (purchasing power).Oleh karena itu apabila terjadi penurunan jumlah penduduk, maka akan menyebabkan turunnya rangsangan untuk mengadakan investasi sehingga mengakibatkan permintaan juga akan turun. Jika perkembangan penduduk tertunda maka akan mempunyai perkiraan bahwa pasar akan semakin sempit.
Namun sebaliknya, jika penduduk tidak berkualitas, maka perkembangan penduduk yang cepat justru akan menghambat perkembangan ekonomi. Oleh karena itu adanya pertumbuhan penduduk yang tinggi menuntut adanya pembangunan ekonomi yang terus menerus. Pembangunan ekonomi memerlukan adanya investasi yang berasal dari tabungan. Dengan demikian pertumbuhan penduduk yang pesat dan tidak berkualitas justru merupakan penghambat bagi pembangunan ekonomi.
Selain penduduk, ada beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan pembangunan yaitu; sosial budaya, wilayah, sumber daya alam, teknologi, modal, disiplin nasional, manajemen nasional, serta perkembangan regional dan global.