Diwarta News Teknologi, Kuliner, Review, Travel, Otomotif, Kesehatan
Pengertian tonus otot adalah kontraksi otot yang terjadi dan selalu dipertahankan keberadaannya oleh otot itu sendiri. Penyebab utama terjadinya tonus otot adalah refleks yang disebabkan oleh adanya aliran impuls berkesinambungan muscle spindle yang mengaktivasi motoneuron. Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa konsistensi otot mungkin tidak hanya bergantung kepada aktivitas otot, tetapi bergantung juga kepada berbagai sifat yang terdapat di dalam otot itu sendiri.
Terdapat dua macam cara yang lazim digunakan di dalam pemeriksaan tonus otot, seperti di bawah ini:
- Pemeriksaan Palpasi (Perabaan).
Pemeriksaan ini dilakukan dengan kedua tangan.
- Pemeriksaan Refleks Fisiologis.
Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara memperhatikan gerak yang sering muncul akibat adanya rangsangan terhadap tendo atau periosteum dan terkadang pada tulang sendi facia.
Dasar-dasar yang digunakan dalam pemeriksaan refleks fosiologis adalah :
- Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan alat refleks hammer yang terbuat dari karet.
- Penderita harus dalam posisi nyaman dan rileks.
- Rangsangan harus dilakukan dengan cepat, langsung dan kerasnya di dalam ambang batas yang wajar.
- Tonus yang diperiksa harus dalam keadaan sedikit kontraksi.
Hasil pemeriksaan refleks terhadap tonus otot berdasarkan kuantitas yang dipakai :
- 0 = Negatif.
- +1 = Lemah
- +2 = Normal.
- +3 = Meninggi.
- +4 = Hiperaktif.
Pengertian kekuatan otot adalah tingkat kemampuan otot untuk berkontraksi baik secara aktif maupun secara volunteer. Pemeriksaan kekuatan otot banyak dilakukan pada lansia untuk mengukur sampai sejauh mana otot mereka berfungsi. Hal ini dikarenakan pada orang yang sudah tua, kekuatan otot mereka sudah sangat lemah bahkan ada yang tidak bisa untuk berkontraksi sama sekali. Tes kekuatan otot bisa dilakukan dengan cara MMT atau manual muscle testing.
