Jalan menuju sukses harus dijalani!

Baru-baru ini saya bertemu dengan seseorang, katakanlah namanya Mr. A.
Kebetulan saya juga berteman dengan saudara sepupunya yang namanya M.
Menurut M (dan memang benar), Mr. A ini hidupnya miskin dan gajinya tidak
besar. Kebetulan sebagai seorang distributor MLM, di mana M adalah downline
langsung saya, M meminta saya untuk membantu Mr. A mendapatkan kehidupan
yang lebih baik. Kemudian, kami bersama-sama membuat sebuah appointment
untuk bertemu dan untuk mendapatkan suasana yang lebih baik, saya mengajak M
dan Mr. A bersama-sama ke kantor di mana banyak distributor sukses
berkumpul.
Di kantor, saya mengambil salah satu ruangan yang kebetulan tidak ada
distributor lain yang memakai, dan langsung melakukan presentasi bisnis,
mulai dari produk sampai kesempatan bisnis yang saya tawarkan. Di situ mulai
terlihat bahwa Mr. A adalah orang yang sangat skeptis. Dia melihat dunia
begitu jelek, orang begitu bobrok, dan bahkan terhadap produk-produk yang
saya jelaskan pun dia selalu saja mencari-cari kejelekannya (walaupun
rata-rata tidak bisa menemukannya). Kalau pun menemukan “kejelekan” produk,
sebetulnya semua produk lain pun memiliki ciri khas sejenis. Contoh, saya
menunjukkan sebuah pemurni air PCT 2000 yang dibuat dengan teknologi NASA
untuk astronotnya, dengan keunggulan bahwa produk ini tidak mengkonsumsi
listrik. Pemurni air pada umumnya mengkonsumsi daya setara dengan 1 buah AC
yang of course mahal sekali biayanya. PCT 2000 jauh lebih hemat. Langsung
saja dia mengatakan bahwa tidak semurah itu, karena ada biaya penyusutan.
Memangnya produk yang lain tidak ada penyusutan??? Setelah saya jelaskan
business plan secara lengkap, saya memancing dia dengan pertanyaan, “Menurut
anda, sebuah bisnis yang dimulai dengan modal hanya Rp.65,000, murah nggak?”
Jawaban lazimnya adalah “Tentu saja murah sekali”. Dia memang spesial. Dia
menjawab “Belum tentu”. Saya katakan, “Tergantung apa?” Dia kesulitan
menjawab, tidak bisa menemukan kata-kata yang tepat untuk membantah. Saya
tanya, “Dengan modal Rp.65,000, anda memiliki sebuah business yang sangat
menjanjikan, bagaimana?” Masih juga kesulitan menjawab. Sebetulnya bukan
kesulitan menjawab, tetapi kesulitan mencari bantahan. Satu hal lagi yang
lucu, bahwa dia tidak percaya bahwa banyak sekali rekan-rekan saya yang
sudah mendapat income puluhan juta per bulan. Dia tetap tidak percaya,
dengan mengatakan bahwa seorang pegawai tidak mungkin digaji sebesar itu.
Saya jelaskan bahwa kami bukan pegawai, melainkan wiraswasta. Masih saja
mencari bantahan, dan tetap tidak percaya dengan income puluhan juta. Dia
terpaksa percaya ketika saya tunjukkan laporan income seorang rekan saya
yang angkanya kebetulan lebih dari Rp.20,000,000. Terbengonglah dia.
Terakhir, ketika dia sudah “terdesak” tanpa bisa memberikan alasan atau pun
bantahan untuk segera menjalankan bisnis yang saya tawarkan, DENGAN BANTUAN
SAYA (dan saya juga sudah memberikan jaminan bahwa dia akan mendapatkan
kembali modal di atas Rp.65,000 dalam waktu kurang dari sebulan DENGAN
BANTUAN SAYA), dia tidak bisa berkata apa-apa untuk membantah. Tetapi tidak
lama kemudian, lagi-lagi dia menemukan alasan: dia sedang ada masalah
keluarga sehingga dia tidak bisa segera memulai bisnis yang sangat
menjanjikan ini. Saya hanya menarik nafas panjang melihatnya. Dengan kondisi
yang perlu ditolong, dan saya menawarkan bantuan, dia bersikeras menolak
untuk dibantu. Bila dia tidak mau menolong dirinya sendiri, maka tidak
seorang pun yang bisa menolongnya lagi. Saya hanya menolongnya untuk
menolong diri sendiri.
Semua orang pasti ingin sukses. Tetapi jalan menuju sukses tidak mudah.
Semua harus dijalani, bukan hanya diucap di mulut. Semua harus dikerjakan
dengan penuh komitmen dan tekad untuk sukses.
Sebuah contoh ironis di atas, saya harapkan tidak terulang dilakukan oleh
rekan-rekan yang lain. Bila anda berada dalam kesulitan, mungkin saja anda
tidak mampu menolong diri sendiri dan memerlukan bantuan orang lain. Tetapi
harus dengan syarat utama bahwa anda HARUS MAU menolong diri sendiri,
barulah pertolongan dari orang lain bisa welcome.
Kesempatan yang saya tawarkan pada Mr. A sebetulnya tidak hilang dari
pandangannya. Tetapi saya tidak tahu kapan dia bisa menyadari untuk
memanfaatkan kesempatan ini, baik dari saya maupun dari orang lain. Anyway,
manusia sangat bervariasi. Ada yang senang tetap di bawah, sementara ada
juga yang ingin naik ke atas. Yang di bawah bukannya jelek, karena semua
diperlukan. Bayangkan bila semua orang kaya dan tidak ada yang mau menjadi
pembantu rumah tangga, anda bisa pusing kan? Bayangkan bila tidak ada yang
mau jadi tukang bangunan, bagaimana bangunan-bangunan itu dibuat? Bila semua
mau jadi pemimpin, siapa yang dipimpin? Tetapi saya pribadi berprinsip,
biarlah orang lain yang menjadi pengikut, dan saya menjadi pemimpin. Biarlah
ada yang tetap di bawah, karena mereka tetap diperlukan oleh yang atas. Saya
harus berada di atas.
Nah, saya menawarkan kesempatan pada rekan-rekan dari mailing list ini,
sebuah kesempatan berbisnis dengan modal Rp.65,000 untuk pembelian kit yang
akan anda perlukan dalam menjalankan bisnis ini, yaitu penjualan
produk-produk yang dibuat dari bahan dasar lebah (madu, royal jelly,
propolis, pollen) produksi High Desert, USA, saya memberikan bantuan terbaik
saya pada anda untuk bersama-sama mencapai sukses dan memberikan kontribusi
pada masyarakat dengan meningkatkan kesehatan masyarakat, baik kesehatan
tubuh, kesejahteraan finansial, maupun kepribadian yang lebih baik, untuk 8
(delapan) orang saja untuk saya bantu secara langsung, silakan e-mail saya
melalui japri ke [email protected] dengan memberikan nama, alamat dan
telpon anda (ketiganya harus lengkap) pada saya untuk kemudian saya
follow-up.
Sekian dulu dari saya, dan saya berharap bisa memberikan bantuan saya yang
terbaik pada anda yang MAU dibantu. Terima kasih.

Salam,
Evans Winata

From: Evans Winata
Date: Mon, 22 Jan 2001 05:30:09 -0800

Check Also

Menggali Lebih Dalam tentang Dogmatis: Apa Itu dan Bagaimana Ini Memengaruhi Pikiran Manusia?

Dogmatis adalah istilah yang sering digunakan untuk menggambarkan sikap atau keyakinan yang keras kepala dan …