Kedirijaya.com – Kasus penderita kusta di Indonesia setiap tahunnya mencapai sekitar 17.000 orang. Jawa Timur menduduki peringkat pertama tingkat nasional dengan jumlah sekitar 30 persen.
Dengan jumlah yang besar ini, Indonesia menduduki peringkat ketiga di dunia.
Hal itu disampaikan oleh Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf kepada wartawan di sela-sela acara peringatan hari kusta se-dunia, di Ekowisata Mangrove, Wonorejo, Surabaya, Minggu (31/1/2010).
“Jatim menduduki peringkat pertama tingkat nasional, dan penderita yang paling banyak di Pulau Mandangin Kabupaten Sampang,” kata wagub yang akrab dipanggil Gus Ipul.
Gus Ipul menerangkan, pemerintah Provinsi Jatim akan memfasilitasi penyembuhan penderita kusta. Upaya yang dilakukan yakni dengan cara preventif dan penanganan pasca penyembuhan.
“Upaya preventif, jangan sampai masyarakat yang lain tertular kusta. Kita minta menjaga kesehatan di lingkungan keluarga dan masyarakat sekitarnya. Selain itu, kita melakukan perawatan, baik untuk penyembuhan maupun penanganan psikis. Mereka akan kita rawat di rumah sakit khusus menangani kusta di Mojokerto,” tuturnya.
Pemprov Jatim juga mengalokasikan dana APBD sekitar Rp 2,5 miliar. Selain itu, juga mendapatkan bantuan dari WHO maupun lembaga organisasi regional maupun international lainnya.
“Pasca penyembuhan akan kita beri pendamping penyuluh. Kita harap, masyarakat tidak takut dengan kusta. Karena stigma di masyarakat, ada penjual telor, kemudian tidak jadi membeli karena tahu penjualnya pernah menderita kusta. Kita tidak ingin stigma itu terjadi di masyarakat,” jelasnya.
Sementara itu, Kabid Pengendalian Penyakit dan Masalah Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Pemprov Jatim, Budi Rahayu menerangkan, kasus kusta di Jatim hampir sama dengan penyembuhannya.
Kusta dapat disembuhkan dalam tempo sekitar 9 bulan, dan perawatannya harus rutin.
“Penemuan kasus kusta setiap tahunya hampir sama dengan penderita yang disembuhkan. Misalnya penyembuhan ada sekitar 5 – 6 ribu penderita. Kasus kusta yang ditemukan jumlah hampir sama,” tutur Rahayu.
Rahayu menerangkan, penderita kusta di Pulau Mandangin Kab Sampang menjadi terbesar, karena sebelumnya kawasan tersebut adalah tempat penampungan penderita kusta.
“Itu zaman dulu, zaman orde lama. Kalau dulu di setiap negara ada tempat khusus penampungan kusta dan Pulau Mandangin adalah tempat penampungan kusta. Kalau sekarang kita akan melakukan upaya preventif dan pasca disembuhkan,” jelas Rahayu. (dtc/NB)
Source: