Pengertian Bulan sebagai satelit bumi dan Rotasi Bulan

(Pengertian Bulan sebagai satelit bumi dan Rotasi Bulan) – Dari hasil foto-foto pesawat antariksa, bentuk raut muka bulan ternyata tidak rata dan mulus seperti yang dilihat dari bumi. bentuk raut muka bulan terdiri dari pegunungan, kawah, lembah, dan laut.

Bulan merupakan benda langit yang terdekat dengan bumi dan beredar mengelilingi bumi dari arah barat-timur atau arah negative. Sementara berevolusi mengelilingi bumi, bulan juga berputar pada porosnya dengan kecepatan tertentu. Selain berotasi pada sumbunya dan berevolusi mengelilingi bumi, bersama-sama dengan bumi bulan juga beredar mengelilingi matahari.

Dengan demikian bulan melakukan tiga macam gerakan dalam waktu sama. Waktu perjalanan bulan dari konjungsi sampai kedudukan konjungsi lagi disebut satu bulan sinodik, sama dengan 29,5 hari. Peredaran sinodik bulan sebenarnya lebih dari perjalanan satu lingkaran. Hal ini karena bumi juga berevolusi mengelilingi matahari.

Lamanya satu bulan siderik adalah 27,33 hari, jika kita tinjau pergeseran bumi, bumi berevolusi mengelilingi matahari dalam waktu 365 hari, sehingga dalam waktu satu hari bumi menempuh lintasan sekitar satu derajat.

Bulan tidak memiliki atmosfer (udara), sehingga tidak ada kehidupan di bulan; suhu di bulan dapat berubah-ubah; suhu bagian permukaan bulan yang terkena matahari dapat mencapai 110 C, sedangkan pada bagian yang tidak terkena cahaya matahari dapat mencapai –137 C; bunyi tidak dapat merambat di bulan, karena di bulan tidak ada zat perantara (medium) perambatan bunyi yaitu udara; di bulan tidak ada siklus air; langit di bulan tampak hitam kelam.

Peredaran dan rotasi bulan
Dalam peredarannya bulan melakukan tiga gerakan sekaligus, yaitu gerakan mengelilingi porosnya sendiri disebut rotasi bulan; gerakan mengelilingi bumi disebut revolusi; bersama bumi mengelilingi matahari, waktu yang dibutuhkan bulan untuk mengelilingi porosnya sama dengan waktu yang dibutuhkan untuk mengelilingi bumi.

Dengan demikian, periode rotasi bulan sama dengan periode revolusinya. Menurut para ahli perbintangan periode peredaran bulan dibagi dua, yaitu periode bulan sideris, yaitu waktu yang dibutuhkan bulan untuk sampai kembali ke tempat semula. Hal itu berarti bulan telah mengelilingi bumi satu kali, yaitu 27,3 hari; periode bulan sinodis, yaitu waktu yang dibutuhkan untuk munculnya bulan purnama yang satu dengan bulan purnama berikutnya, yaitu 29,5 hari. Satu bulan sinodis disebut juga satu bulan komariyah.

Fase bulan adalah bentuk bulan yang selalu berubah jika dilihat dari bumi. fase-fase bulan terjadi akibat revolusi bulan mengelilingi bumi menyebabkan sudut antara matahari, bumi, dan bulan selalu berubah.
Bulan tidak memantulkan cahaya sendiri. Wajah bulan yang tampak terang adalah bagian permukaan bulan yang menghadap ke matahari dan memantulkan cahaya matahari.

Jadi, di bulan juga ada bagian siang dan bagian malam. Batasantara bagian itu tampak dari bumi, tetapi karena letak bulan selalu berubah, maka batas itu juga berubah dari waktu ke waktu. Hal inilah yang menyebabkan adanya bulan sabit, bulan separo, bulan besar, bulan purnama, dan bulan mati.

Kalender Hijriyah
Kalender hijriyah adalah kalender bulan komariyah karena perhitungan umur bulan dan tahun pada kalender ini berdasarkan pada peredaran bulan. Satu bulan komariyah dihitung setelah terjadi fase bulan mati sampai fase bulan mati berikutnya yang lamanya rata-rata 29,5 hari.

Oleh karena itu, ada bulan yang berumur 29 hari dan ada pula yang berumur 30 hari. Bulan mati terjadi pada saat bulan berada di arah matahari dan disebut saat konjungsi.

Fase dan Aspek Bulan
Fase bulan adalah bentuk bulan yang selalu berubah-ubah dilihat dari bumi karena bagian bulan yang mendapat cahaya matahari berubah secara teratur.

Pada suatu malam bulan tampak seperti sabit kecil, pada keesokan harinya sabit itu tampak lebih tebal dan terus bertambah tebal, sehingga sehingga setelah enam hari bentuknya menjadi setengah lingkaran.

Pada malam-malam berikutnya bulan tampak menjadi lebih besar dan pada akhirnya menjadi bulan penuh/bulan purnama. Tetapi setelah tampak sebagai bulan penuh, akan tampak mengecil lagi sampai berbentuk sabit.

Perubahan bentuk semu bulan berlangsung dalam satu bulan sinodik atau 29.5 hari. Fase-fase bulan adalah:

  • Fase Bulan Baru (bulan tidak nampak)
  • Kuatrir Pertama 7 3/8 hari (bulan sabit)
  • Bulan Purnama 14 3/4 hari (bulan penuh)
  • Kuartir Ketiga 22 1/8 hari (bulan sabit)
  • Kuartir ke empat 28 1/2 hari (menjadi bulan baru)

Aspek bulan adalah kedudukan bulan terhadap matahari dilihat dari bumi. Beberapa aspek bulan yang mudah dilihat:
a. Aspek konjungsi
Konjungsi bulan yaitu kedudukan bulan searah dengan matahari. Pada saat itu bagian bulan yang menghadap ke bumi ialah bagian yang sedang gelap, sehingga tampak bulan tidak tampak dari bumi. Peristiwa ini berlangsung siang hari di bumi, saat aspek konjungsi terjadi gerhana matahari, karena cahaya matahari yang menuju bumi terhalang oleh bulan.

b. Aspek oposisi

Oposisi bulan adalah kedudukan bulan berlawanan arah dengan kedudukan matahari dilihat dari bumi. Saat itu bulan terlihat sebagai bulan purnama. Peristiwa ini terjadi saat bulan terbit bersamaan dengan saat matahari terbenam. Pada aspek oposisi akan terjadi gerhana bulan, karena cahaya matahari yang menuju bulan terhalang bumi.

c. Aspek Kuartir
Aspek kuartir yaitu pada saat bulan menempati kedudukan tegak lurus terhadap garis penghubung bumi-matahari, pada fase ini bulan menujukan fase perbani yaitu bulan yang terang hanya setengahnya. Dalam sebulan terjadi 2 kali kuartir bulan yaitu kuartir pertama (perbani awal) ketika bulan tambah besar.

Sedangkan kuartir kedua (perbani akhir) ketika bulan tambah kecil dan terjadi 6 hari setelah purnama. Perbedaan kuartir pertama dan akhir adalah tempat yang terang, kuartir pertama bagian yang terang adalah barat sedangkan kuartir akhir adalah bagian bulan sebelah timur.

Check Also

Maksud dari Kata Informatif Adalah

Apakah Anda pernah bertanya-tanya apa maksud dari kata informatif? Mungkin Anda sering mendengar kata ini …