Bakat dan Kreativitas Anak SD

(Bakat dan Kreativitas Anak SD) – Bakat merupakan suatu kemampuan bawaan yang masih perlu dikembangkan dan dilatih, karena tanpa latihan dan pengembangan, maka bakat tidak akan terwujud. Lingkungan anak seperti orang tua, guru dan pergaulan dengan teman sebaya atau sepermainan dapat berpengaruh terhadap terwujud atau tidaknya bakat seorang anak. Tercakup didalamnya adalah dorongan dan kesempatan yang diberikan orang tuanya lengkap dengan sarana dan prasarananya, maupun tempat tinggal anak. Selain itu juga lingkungan sekolah seperti sikap guru, kelengkapan sekolah, dll.

Ada berbagai macam definisi mengenai kreativitas, namun tidak ada satu definisi pun yang dapat diterima secara universal, karena demikian kompleksnya konsep kreativitas. Pengertian tentang kreativitas dapat dilihat dari belahan otak manusia yang masing-masing berkaitan dengan kemampuan tertentu dalam diri seseorang. Pengertian kreativitas juga dapat dilihat dari segi operasionalnya, yang mencakup kelancaran, keluwesan, orisinalitas dalam berpikir, serta kemampuan untuk memerinci. Kreativitas juga dapat dilihat dari konsep 4P yaitu pribadi, pendorong, proses dan produk. Kreativitas sebagai pribadi menunjukkan bahwa kreativitas dimiliki setiap orang. Sebagai pendorong, kreativitas diartikan sebagai seberapa besar lingkungan dapat memberikan andil dalam memberikan rangsangan. Proses menunjukkan pada bagaimana suatu hasil dapat dinikmati. Produk menunjukkan bahwa setiap hasil kreatif dapat dinikmati dan bermakna.

Kaitan kreativitas dengan kemampuan intelektual memang sudah menjadi perhatian para pakar sejak dulu. Teori ambang inteligensi menunjukkan bahwa sampai seputar IQ 120, ternyata ada hubungan antara inteligensi dan kreativitas. Kemampuan berpikir divergen menunjukkan hubungan yang bermakna dengan kemampuan berpikir konvergen. Selain itu yang perlu diingat adalah kreativitas diperoleh dari pengetahuan atau pengalaman hidup. Pengetahuan yang selama ini diperoleh dari lingkungan dikumpulkan dan diintegrasikan ke dalam suatu bentuk yang baru dan orisinal, semua ini sangat tergantung pada bagaimana kemampuan intelektual seseorang.

Kemampuan kreatif seseorang sangat tergantung dari faktor dalam diri dan luar diri. Oleh karena itu sebagaimana layaknya bakat dan minat, kemampuan kreatif seseorang juga perlu dikembangkan. Oleh karenanya sumber-sumber kreativitas seperti kognitif, kepribadian, motivasional dan lingkungan perlu dikembangkan semaksimal mungkin oleh pihak orang tua (keluarga) dan guru. Dengan mengetahui sumber-sumber ini pun kita dapat menciptakan suatu lingkungan proses belajar mengajar yang merangsang kemampuan berpikir kreatif anak. Dengan demikian ciri-ciri kreatif seperti kelancaran, kelenturan, orisinalitas serta memerinci ide dapat dikembangkan dalam diri seorang anak. Namun yang perlu menjadi perhatian disini adalah kita tidak bisa menitikberatkan kreativitas seseorang itu hanya melalui produknya saja, justru yang terpenting dalam kreativitas adalah prosesnya, karena di situlah kita dapat melihat bagaimana munculnya keunikan ide seseorang.

Dalam perkembangan usianya, dikenal berbagai masa kritis kreativitas. Usia SD yang mencakup usia 5/6 sampai dengan 12 tahun, juga memiliki masa kritis yang berkisar dari usia 5 sampai 6 tahun dan usia 8 sampai 10 tahun. Hal ini terjadi karena di usia 5 sampai 6 tahun, peran tokoh otoriter sangat melekat dalam diri seseorang, dimana anak harus mematuhi aturan dan keputusan orang tua atau orang dewasa di lingkungannya. Sementara di usia 8 sampai 10 tahun pengaruh kelompok teman sebaya sudah jauh lebih kuat, dimana anak yang ingin diterima oleh teman-temannya, akan menerima dan mengikuti pola-pola yang ditetapkan kelompoknya.

Check Also

Menggali Lebih Dalam tentang Dogmatis: Apa Itu dan Bagaimana Ini Memengaruhi Pikiran Manusia?

Dogmatis adalah istilah yang sering digunakan untuk menggambarkan sikap atau keyakinan yang keras kepala dan …