BLITARKAB. Kasus DBD yang meningkat hingga memakan korban jiwa di kabuapten Blitar, mendapatkan perhatian khusus dari pemeintah kabupaten Blitar. Mengenai hal ini Wakil Bupati Blitar Marhaenis UW meninjau langsung pelaksaan fogging bersama dengan Dinas Kesehatan dan OPD terkait di desa Jatitengah, kecamatan Selopuro, Blitar pada selasa (12/02/2019).
Data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar mencatat sebanyak 354 warga Blitar terserang penyakit Demam Berdarah (DBD) dan 5 meninggal dunia. Hal ini meningkat 10 kali lipat dari januari tahun 2018 lalu dan mendapatkan peringkat kedua setelah kabupaten Kediri.
Fogging rutin dilakukan sesuai dasar pelaksanaan fogging yaitu surat pemberitahuan dari fasilitas kesehatan (Faskes) yang merawat penderita dan ditegaskan oleh penyelidikan epidemiologi dari petugas DBD kecamatan atau puskesmas.
Kasi Pengendalian Pemberantasan Penyakit Masalah Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar Eko Wahyudi, SKM.M.Kes mengatakan desa Jatitengah sejumlah 4 balita terkena demam berdarah hingga sekarang masih di rawat di Rumah Sakit.
“Petugas kami sudah lakukan fogging rutin setiap tahun di seluruh wilayah Blitar. Saat ini kami gencar-gencarnya lakukan fogging bekerja sama dengan berbagai OPD terkait, kecamatan dan desa. Hari ini pelaksanaannya di Jatitengah dan Tegalrejo, besok akan dilakukan fogging kembali di desa Tlogo, Gogodeso dan Karangsono.” Tuturnya
Wakil Bupati Blitar Marhaenis UW mengatakan peran pemerintah saat ini sangat dibutuhkan mengingat serangan nyamuk sudah menyebar diberbagai pelosok desa hingga kota.
“Saat ini pemerintah sudah menggalakkan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) yang dilaksanakan satu minggu sekali setiap hari jum’at. Dengan adanya program tersebut diharapkan antusias masyarakat warga untuk memberantas nyamuk bisa teratasi.” Tuturnya
Menurut Eko Wahyudi, Dinkes tidak hanya memberikan arahan untuk lakukan PSN akan tetapi juga Abate dimana abate ini sebagai pembunuh larva nyamuk terutama dalam larva nyamuk demam berdarah (Aedes aegypti) yang berbentuk bubuk kristal padat dan segera larut saat dimasukkan ke dalam air.
Marhaenis UW berharap masyarakat bisa menjaga kebersihan, mengosongkan jamban agar tidak tergenang air, melakukan 3 M (Menguras, Menutup dan Mengubur). Harapannya agar masyarakat sehat, bebas dari penyebaran nyamuk Aedes aegypti dan tidak terjangkit DBD kembali. (EM-Diskominfo)