PEMKAB BLITAR PEDULI SENIMAN

BLITAR KAB – Rabu (16/09/2020) Wabah corona akhirnya tidak hanya menjadi urusan kesehatan, namun melebar menjadi urusan sosial, politik, dan yang sangat dirasakan semua lapisan masyarakat,  corona telah menggeroti perekonomian. Turunnya omset penjualan pengusaha besar, menengah maupun kecil, diikuti gelombang PHK, daya beli menurun termasuk menurunnya jam manggung para seniman karena adanya kebijakan Physical Distancing yang berdampak pada perekonomian juga. Begitu juga dengan anggaran negara yang sebelumnya direncanakan untuk pembangunan fisik misalnya, harus dialihkan untuk penanganan corona dan akibat yang menyertainya.

Berbagai upaya dilakukan Pemerintah Kabupaten Blitar untuk terus menggeliatkan perekonomian dari berbagai sektor. Semangat bela dan beli produk Blitar kembali digalakkan, dimana Pemkab membeli produk produk yang dihasilkan para UMKM di Kabupaten Blitar untuk kemudian disalurkan pada masyarakat terdampak. Para senimanpun akhirnya mendapatkan perhatian, setelah sebelumnya pada 25 Juli 2020 perwakilan seniman melakukan audensi dan berkeluh kesah dengan Bupati, bahkan mengusulkan pertunjukkan secara virtual seperti wayang, campursari dan lain lain.  Pemkab Blitar pun menyikapi ini dengan segera digelarnya pertunjukan pentas seni virtual tanpa penonton, dengan patuh protokol kesehatan. Dengan begitu, diharapkan para seniman sedikit mempunyai harapan hidup dari pertunjukkan virtual tersebut.

Sampai Bulan September 2020, tidak kurang 12 kali pertunjukan sudah digelar secara virtual tanpa menghadirkan penonton secara lansung , berjalan lancar tanpa hambatan, dan menerapkan protokol kesehatan secara maksimal. Hal ini tentu untuk menghindari menyebarnya Covid-19. Pada pementasan ke 13 yang bertempat di kecamatan Talun, seperti halnya kecamatan lainnya yang sudah terlebih dahulu menyelenggarakan pementasan, kali ini juga dipersiapkan secara maksimal. Tidak hanya pertunjukanya, namun yang utama adalah penerapan protokol kesehatan, diantaranya tidak mengundang massa , bahkan kursipun ditata berjarak sekitar 1,5 meter. Acarapun ditayangkan secara virtual melalui Yotube, namun pada saat pelaksanaan tanpa diduga sebelumya banyak masyarakat yang berdatangan di lokasi pementasan. Nampaknya kurang puas kalau hanya menonton secara virtual, sehingga terjadi pembubaran oleh aparat yang kebetulan memang ada sedang melaksanakan Operasi Yustisi.

Terhadap persoalan ini, diharapkan segera bisa terselesaikan dengan baik, dan tentu saja dengan harapan tidak menyurutkan kreativitas para seniman di tengah pandemi dengan tetap berpedoman pada protokol kesehatan.

Check Also

Menggali Keajaiban Fikosianin: Zat Pewarna Ajaib dari Dunia Mikroalga

Dalam jagat mikroorganisme, mikroalga menjadi subjek penelitian yang menarik karena potensinya dalam menyimpan kekayaan senyawa …