Ketika sibuah hati mengalami sakit demam, maka orangtua biasanya mengalami kepanikan, stres atau kurang tidur. Tak semua demam pada anak sebenarnya berbahaya dan cenderung hanya sebagai mitos. Demam itu sendiri bukanlah suatu penyakit, tapi sebagai tanda pertama bahwa kekebalan tubuh anak sedang bekerja sebagaimana mestinya.
Ketika suhu tubuh meningkat, demam akan mengaktifkan sistem kekebalan tubuh dan menunjukkan adanya pertahanan tubuh untuk melawan infeksi. Tapi jika demam yang terjadi berulang-ulang kemungkinan ada penyakit yang mengikutinya. Biasanya demam akan mempercepat pernapasan pada anak yang menunjukkan adanya peningkatan asupan oksigen dan jantung akan berdetak lebih cepat untuk membawa darah ke seluruh tubuh.
Selain itu hormon yang dilepaskan akan menstimulasi tubuh untuk melawan penyakit, nantinya tubuh akan dingin atau terjadi penurunan suhu secara alami untuk mengeluarkan keringat.
Ada beberapa anggapan yang keliru soal demam pada anak dan hanya menjadi mitos yang berkembang di masyarakat, yaitu:
Mitos: Jika suhu anak terasa hangat disimpulkan bahwa anak demam.
Fakta: Anak bisa memiliki suhu yang lebih hangat karena beberapa sebab, seperti bermain terlalu keras, menangis atau keluar dari tempat yang hangat.
Mitos: Demam merupakan kondisi yang buruk bagi anak-anak.
Fakta: Jika demamnya masih pada suhu 37-38 derajat celsius biasanya baik untuk anak karena membantu tubuh untuk memerangi infeksi.
Mitos: Semua demam harus diatasi dengan obat.
Fakta: Demam harus diatasi dengan obat jika menyebabkan ketidaknyamanan dan biasanya memiliki suhu lebih dari 38,8 derajat celsius.
Mitos: Demam bisa menyebabkan kerusakan otak.
Fakta: Kerusakan otak terjadi jika suhu tubuh lebih dari 42,2 derajat celsius, suhu tubuh yang naik setinggi ini biasanya juga dipengaruhi oleh paparan suhu lingkungan yang ekstrim.
Mitos: Jika suhu demam sudah turun, maka infeksi sudah hilang juga.
Fakta: Demam biasanya akan berlangsung selama 1-2 hari sampai perkelahian tubuh dengan serangan virus selesai, karenanya proses ini tidak bisa terburu-buru.