Fakta unik Dua “Arsitek Lapangan Hijau” yang tak mampu jinakan mantan klub yang pernah ditukanginya.

2 Arsitek Lapangan Hijau Ini Tak Mampu Jinakkan Mantan Klub

Pekan ini berlangsung Leg – 1 pertandingan semifinal liga Champions Eropa musim 2015. Dalam semifinal ini tersisa 4 klub raksasa Eropa, Juventus Vs Real Marid serta Barcelona FC Vs Bayern Munchen. Dua pertandingan tersebut tersaji pada Rabu (06/05/2015) kemarin dan Kamis (0705/2015) dinihari tadi waktu Indonesia.

Kedua pertandingan yang mempertemukan klub-klub raksasa tersebut menyimpan drama emosional yang berada dibaliknya, hal ini tak lepas dari sosok 2 arsitek yang menukangi 2 klub kontestan semi final tersebut. Mereka berdua dihadapkan pada tuntutan profesi, dimana klub yang mereka tukangi sekarang harus mengahadapi mantan klub yang pernah mereka tukangi beberapa waktu silam.

Meskipun factor non tekhnis tersebut, sulit untuk mempengaruhi performa 2 pelatih sekaliber mereka, tetapi tetap seru untuk di ulas sepeti berikut ini.

Carlo Ancelotti
Don Carlo sapaan akrab Carlo Ancelotti pada Rabu (6/5/2015) dinihari WIB kemarin, mendatangi markas Juventus bersama klub yang diasuhnya sekarang Real Madrid. Carlo Ancelotti datang sebagai musuh sekaligus bagian dari sejarah Juventus.
Kali ini ia datang ke Kota Turin sebagai pelatih Real Madrid, padahal pada musim 1999 – 2001 Ancelotti adalah arsitek Juventus. Pertemuan Ancelotti dengan La Vecchia Signora berlangsung ketat karena keduanya memiliki misi tersendiri: Ancelotti ingin mempertahankan gelar, sedangkan Juve ingin kembali merajut kejayaan di Eropa.

Hasil pertandingan berpihak pada tuan rumah Juventus, skor 2-1 mengakhiri pertandingan tersebut. Ancelotti gagal menjinakan Juve, dan memaksanya untuk mempersiapkan Real Madrid pada leg 2 agar lebih mumpuni lagi untuk dapat membalaskan kekalahan sekaligus meloloskan tim tersebut ke partai final. Dengan 1 syarat mereka harus menang di leg 2 dengan skor 1- 0 atau menang dengan selisih minimal 2 gol terhadap juventus. Mampukah Don Carlo mewujudkannya?

Pep Guardiola
Pertandingan semi final lainnya berlangsung dinihari tadi (07/05/2015), mempertemukan Bayern Munchen yang bertamu ke Nou Camp markas Barcelona. Bagi Pep yang saat ini menukangi Bayern, laga ini pastinya menjadi laga yang menguras emosionalnya.

Hal ini tak lepas dari torehan prestasi 14 gelar juara yang diraih Guardiola saat duduk di kursi pelatih Barcelona dalam kurun 2008-2012. Belum ada pelatih yang punya trofi mayor sebanyak itu dalam kurun yang sama.

Akan tetapi meski berbekal rahasia dapur strategi el barca, pada pertandingan tadi, Guardiola tidak mampu menjinakkan Barcelona. Bayern tumbang dengan skor telak 3-0. Sebuah hasil yang menyesakkan bagi Pep, serta memaksanya untuk bekerja keras lagi guna membuka asa Bayern di leg ke 2 mendatang.

Defisit 3 gol dan harus menang 4-0 di leg 2 jika ingin lolos ke partai final, memang bukan perkara yang mudah buat Bayern dan sang arsitek Pep Guardiola, akan tetapi mampukah mereka mencapainya? semoncer torehan memukau Pep Guardiola bersama el Barca dulu?

Check Also

Menggali Lebih Dalam tentang Dogmatis: Apa Itu dan Bagaimana Ini Memengaruhi Pikiran Manusia?

Dogmatis adalah istilah yang sering digunakan untuk menggambarkan sikap atau keyakinan yang keras kepala dan …