Tahukah kamu, bagaimana air mengalir? Air mengalir dari tempat yang tinggi, ke tempat yang lebih rendah. Dari gunung, ke sungai, hingga ke laut. Lalu, apa yang terjadi setelah air sampai ke laut? Air nggak berhenti di laut saja. Di laut, air dalam jumlah sangat banyak, mengalami perubahan wujud. Berbagai proses perubahan wujud ini sangat penting untuk memastikan siklus air berjalan secara optimal.
Secara umum, ada 3 jenis siklus air, yaitu siklus air pendek, siklus air sedang dan juga siklus air panjang. Ketiganya juga sangat dipengaruhi oleh berbagai proses alami perubahan wujud air. Proses-proses yang mengikuti gejala-gejala meterologis dan klimatologis yang bisa mempengaruhi siklus air adalah:
1. Evaporasi, yaitu proses berubahnya air menjadi gas (uap air)
2. Transpirasi, yaitu air yang dimanfaatkan untuk pertumbuhan tanaman dan diuapkan melalui stomata
3. Kondensasi, yaitu proses berubahnya wujud dari uap air menjadi titik-titik air (yang menggumpal dan disebut awan)
4. Angin, yaitu udara yang bergerak dari tekanan maksimum ke tekanan minimum
5. Presipitasi, yaitu jatuhnya hydrometeor ke permukaan bumi dapat berupa air, salju, maupun es
6. Infiltrasi, yaitu proses perembesan air ke dalam lapisan tanah melalui pori-pori tanah atau batuan
7. Overland flow, yaitu aliran pada permukaan tanah
8. Run off, yaitu aliran air melalui suatu saluran, misalnya pipa atau selokan
Nah, itulah beberapa proses alami yang mempengaruhi terjadinya siklus air. Dengan siklus air yang terus terjadi setiap hari, jumlah air yang ada di Bumi selalu tetap, nggak berubah. Meskipun air dari gunung mengalir terus ke arah laut, air bisa kembali lagi ke gunung dalam bentuk hujan. Begitulah seterusnya.
Sumber: http://www.merdeka.com/pendidikan/menakjubkan-inilah-8-proses-alami-air-saat-mengalir-di-bumi.html