Pengertian Ortopnea Menurut Para Ahli Yang Kami Simpulkan:
Pengertian ortopnea adalah gangguan pernafasan pada pasien saat dalam posisi berbaring, sehingga penderita harus mengambil posisi tegak atau duduk agar pernafasannya normal kembali. Dalam bahasa awam, ortopnea sering disebut sesak nafas.
Awalnya, sesak napas hanya terasa selama seseorang melakukan kegiatan fisik yang berat, seperti olahraga karena pada saat itu tubuh membutuhkan lebih banyak oksigen sehingga jantung harus berdenyut lebih cepat. Sementara jantung yang lemah tidak bisa melakukannya.
Tahap selanjutnya, sesak napas terasa bahkan pada saat beristirahat. Salah satunya pada saat tubuh berbaring mendatar. Inilah yang kemudian dikenal sebagai ortopnea.
Berasal dari bahasa Yunani, yaitu orto yang artinya lurus, dan pneuma yang artinya napas, ortopnea pada umumnya terjadi dikarenakan adanya perubahan gaya gravitasi ketika pasien mengambil posisi dari duduk menjadi berbaring/datar. Posisi ini menyebabkan meningkatnya aliran darah ke sirkulasi paru serta menurunnya jumlah udara yang dapat dikeluarkan dari paru-paru (kapasitas vital).
Penyebab ortopnea adalah aliran darah balik vena ke jantung yang bermasalah ( tersumbat ). Hal ini bisa disebabkan oleh kolesterol maupun kelainan pada pembuluh arteri. Penyebab lainnya adalah penumpukan darah di jantung akibat kurangnya kapasitas pemompaan darah yang dialirkan dari paru-paru, bisa karena kelainan katup jantung, tekanan darah tinggi (hipertensi), adanya riwayat sesak ataupun batuk.
Ortopnea bukanlah penyakit, melainkan gejala khas dari suatu penyakit, dalam hal ini penyakit gagal jantung kiri yang biasa disebut ahli medis sebagai payah jantung. Tingkat keparahan gejala ini biasanya tergantung pada seberapa datar pasien mulai merasakan sesak napas. Biasanya untuk mengukur tingkat keparahannya, dokter sering menanyakan berapa banyak bantal yang digunakan untuk menghindari sesak napas di tempat tidur. Contohnya; ortopnea “tiga-bantal” lebih buruk dari pada ortopnea “dua-bantal” karena pasien punya toleransi yang lebih sedikit untuk berbaring datar.
Dalam mengenali ortopnea atau sesak nafas sebagai gejala gagal jantung, biasanya ada pemeriksaan lain untuk menegakkan diagnosanya. Kalau pasien baru pertama kali mengalami ortopnea, maka dianggap tidaklah berbahaya kecuali jika sudah sering mengalaminya.