PEMKAB BLITAR – Bupati Blitar, Rini Syarifah bersama beberapa Kepala OPD melakukan Sambang Desa ke Desa Jati dan Desa Sukorejo Kecamatan Udanawu. Kegiatan yang dilaksanakan pada Kamis (10/02/2022) merupakan rangkain kegiatan One Village One Product (OVOP).
Mayoritas penduduk Desa Jati berprofesi sebagai petani. Oleh sebab itu, guna mendukung kegiatan di bidang pertanian masyarakat Desa Jati berinovasi membuat pupuk organik secara mandiri.
Selain itu, inovasi pupuk organik sebagai salah satu upaya untuk mengatasi harga pupuk yang tinggi. Pernyataan tersebut dibenarkan oleh Sekertaris Desa Jati jika pembuatan pupuk organik khusus untuk para petani di Desa Jati.
“Benar kami membuat pupuk organik sendiri dan dibuat khusus untuk petani disini. Belum berani menjual keluar karena tidak semua kondisi tanah di daerah lain sama dengan tanah di Desa Jati,” terangnya.
Potensi Desa Jati
Tak hanya itu, Desa Jati juga memiliki potensi ketrampilan berupa batik tulis khas bernama Batik Jenggleng. Batik Jenggleng artinya filosofi bunga jati yang menggambarkan Desa Jati.
Sementara itu, dalam kunjungan OVOP Mak Rini mengapresiasi potensi yang ada di Desa Jati Kecamatan Udanawu. Mak Rini meminta para pengrajin batik Desa Jati untuk menambah motif Cakra Palah sebagai salah satu khas Batik Blitar.
“Bagus, sudah jadi ciri khas untuk desa. Saya minta untuk ditambah motif Cakra Palah supaya bisa jadi ciri khas Kabupaten Blitar. Sehingga nanti ketika saya pergi ke luar daerah dapat dibawa untuk dikenalkan ke daerah lain,” kata Mak Rini.
Prestasi Desa Jati, Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar
Selain itu, kesadaran masyarakat Desa Jati terkait dengan kesenian dan kebudayaan juga tinggi. Salah satunya pernah meraih Juara 2 dalam PON Papua 2021.
Sementara itu, Desa Sukorejo memiliki Wisata Sumber Mantenan dengan lahan luas berisi nila digunakan untuk pemancingan. Di tempat ini, masyarakat dapat merasakan sejuknya pepohonan rindang dan menikmati makanan khas desa yang di jual masyarakat Desa Sukorejo.
Desa Sukorejo juga memiliki peternakan bebek peking yang dipasarkan hingga luar daerah. Dalam kunjungan OVOP di Desa Sukorejo Mak Rini juga mengapresiasi potensi desa tersebut berupa wisata, peternakan, olahan produk makanan khas dan kerajinan berupa rajut tas.
“Potensi yang luar biasa untuk Sukorejo. Satu box ini berisi sekitar 350 telur. Sebagian bisa digunakan untuk pembibitan dan sebagian lagi untuk telur asin. Jika diberdayakan, inshaallah bisa membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat juga,” pungkas Mak Rini.
Sebagai informasi dalam kegiatan OVOP, DPMPTSP telah membuka stand guna mempermudah masyarakat untuk mengurus perizinan produk dan Dispendukcapil menyediakan inovasi Si jaran Ijo-nya.