Pemkab Blitar Berkomitmen Tekan Angka Stunting Menuju Indonesia Emas

BLITAR KAB – Pemerintah Kabupaten Blitar melalui Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPKBP3A) Kabupaten Blitar berkomitmen terus melangkah berupaya menekan angka kasus stunting (Zero Stunting).

Komitmen ini diekspresikan dalam acara Apel Siaga Tim Pendamping Keluarga (TPK) Nusantara Bergerak yang diikuti secara virtual di Pendopo Ronggo Hadinegoro, Kamis (12/5/2022).

Kepala PPKBP3A Pemkab Blitar Herman mengatakan, angka prevalensi kasus stunting Kabupaten Blitar cukup dinamis dimana di tahun terakhir 2021 berada di angka 14,5 persen dan hingga saat ini pemantauan untuk pencegahan kasus stunting masih tetap berjalan.

“Kami juga akan memantau untuk perkembangannya itu nanti bagaimana. Pergerakannya terus kita pantau, kita amati dan manakala terjadi ada eskalasi peningkatan ini tentu segera disikapi bersama-sama dengan lintas sektor supaya penanganan gizi buruk ini betul-betul bisa teratasi,” ungkapnya.

Upaya pencegahan gizi buruk menurutnya juga bisa diatasi dari tidak dianjurkannya pelangsungan pernikahan dini. Pernikahan dini ternyata bisa dinilai sebagai salah satu faktor terjadinya stunting. Sebab, pernikahan yang dilakukan dengan usia masing-masing pasangan sesuai standar biologis reproduksi dapat membantu terhindar dari stunting karena sudah sempurnanya kualitas janin hingga stabilitas mental dan ekonomi.

“Memang calon pengantin ini harus siap mental siap fisik lahir dan batinnya, jadi manakala bereproduksi pada usia 21 tahun, harapannya dapat membuahkan janin yang betul-betul berkualitas. Karena secara reproduksi sudah siap dan secara mental maupun ekonomi cukup stabil sehingga tidak sampai ada gizi buruk. Gizi buruk itu kan juga muncul juga adanya pernikahan dini,” paparnya.

Herman menyebutkan, di Jawa Timur dari 38 kabupaten/kota, Kabupaten Blitar masuk 5 terbaik, inilah menurutnya yang harus dipertahankan. Meskipun tergolong aman, tapi tidak boleh lengah justru harus terus dikebut.

Harapan besar pada tahun 2024, sesuai dengan harapan Presiden Joko Widodo stunting yang ada di Indonesia prevalensinya bisa tercapai 14%. Sehingga pada tahun 2045 genap 100 tahun kemerdekaan Republik Indonesia, harapannya adalah terwujud generasi emas generasi Indonesia yang maju, yang cerdas dan menjadi Indonesia emas.

Check Also

Menggali Lebih Dalam tentang Dogmatis: Apa Itu dan Bagaimana Ini Memengaruhi Pikiran Manusia?

Dogmatis adalah istilah yang sering digunakan untuk menggambarkan sikap atau keyakinan yang keras kepala dan …