Pengertian animisme dalam bahasa Latin diartikan sebagai jiwa. Dikutip dari buku Religi Suku Murba di Indonesia, Harun Hadiwijono (2000: 4), jika diartikan menurut istilahnya, maka animisme adalah suatu paham kepercayaan mengenai adanya roh atau arwah yang mendiami alam semesta ini. Agar kita bisa semakin memahami apa itu animisme dan dinamisme yang identik dengan hal-hal supranatural, maka simaklah ulasan berikut ini.
Jelaskan apa yang dimaksud dengan animisme dan berikan contohnya?
Animisme adalah bagi manusia purba, percaya terhadap roh yang mendiami semua benda. Mereka memercayai adanya roh di luar roh manusia yang dapat berbuat jahat dan berbuat baik. Roh-roh itu mendiami semua benda, misalnya danau, pohon, dan sebagainya.
Apa contoh dari animisme?
Adapun contoh dari animisme tersebut misalnya saja kepercayaan masyarakat Nias yang meyakini bahwasanya tikus yang kerap keluar masuk rumah adalah jelmaan dari arwah wanita yang meninggal saat melahirkan. Jika animisme adalah paham dengan memuja roh atau arwah orang yang telah meninggal.
Teori animisme pertama kali dikemukakan oleh E.B. Taylor, sarjana aliran evolusionisme Inggris, yang mengatakan bahwa segala sesuatu yang ada di dunia ini semuanya bernyawa. Penganutnya percaya bahwa roh dapat memberi manfaat kepada kehidupan manusia serta mampu memberi pertolongan. Menurut Taylor, manusia purba pada mulanya merasa dihadapkan pada dua persoalan, yaitu perbedaan antara orang hidup dan mati, serta pengalaman dalam mimpi.
Manusia purba kemudian berusaha memahami dan menjelaskan fenomena aneh tersebut melalui pemikirannya. Misalnya, ketika kedatangan kupu-kupu, mereka meyakini bahwa hal itu pertanda akan kedatangan tamu. Masih menurut Taylor, peradaban dimulai dengan adanya pemikirian animisme, kemudian berkembang menjadi agama.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa animisme merupakan cikal-bakal lahirnya agama. Terdapat dua keyakinan pokok yang terkandung dalam teori animisme, yaitu: Keyakinan adanya jiwa pada setiap makhluk hidup yang dapat terus berada, sekalipun makhluk tersebut sudah mati atau tubuhnya dibinasakan.
Keyakinan adanya banyak roh yang berpangkat-pangkat, dengan para dewa sebagai puncaknya. Masyarakat yang menganut paham animisme meyakini bahwa orang yang telah meninggal dianggap sebagai mahatinggi yang menentukan nasib dan mengontrol perbuatan manusia. Mereka juga beranggapan roh tersebut dapat merasuk ke dalam benda, yang membuat benda tersebut menjadi sakral atau sakti. Kepercayaan seperti ini kemudian berkembang menjadi penyembahan kepada roh-roh, dan untuk menghindari kemarahan roh biasanya diadakan ritual tertentu.