Ada tiga kelompok seledri yang dibudidayakan:
- Seledri daun atau seledri iris (A. graveolens kelompok secalinum) yang biasa diambil daunnya dan banyak dipakai di masakan Indonesia.
- Seledri tangkai (A. graveolens kelompok dulce) yang tangkai daunnya membesar dan beraroma segar, biasanya dipakai sebagai komponen salad.
- Seledri umbi (A. graveolens kelompok rapaceum), yang membentuk umbi di permukaan tanah; biasanya digunakan dalam sup, dibuat semur, atau schnitzel. Umbi ini kaya provitamin A dan K.
Kandungan Gizi dan Fitonutrien pada Seledri
Tanaman ini mengandung zat gizi dan fitonoutrien. Aroma Seledri yang khas berasal dari sejumlah komponen mudah menguap dari minyak atsiri yang mengandung butilftalida sebagai pembawa aroma utama. Terdapat juga sejumlah flavonoid seperti graveobiosid A (1-2%) dan B (0,1 – 0,7%), serta senyawa golongan fenol. Komponen lainnya psoralen, apiin, isokuersitrin, furanokumarin, serta isoimperatorin. Kandungan asam lemak utama adalah asam petroselin (40-60%). Daun dan tangkai daun mengandung steroid seperti stigmasterol dan sitosterol. Selain itu, seledri juga mengandung banyak mineral seperti kalsium, fosfor, sodium, klorin, potasium (kalium), magnesium, asparagine apigenin, kholin, dan saporin, dan juga senyawa sedatif (phathalide), dan serat.