Ketika tubuh terasa lelah atau di saat otak kekurangan oksigen untuk tetap bekerja, kita akan menguap untuk mengikat lebih banyak oksigen dalam darah.
Lalu yang jadi pertanyaan adalah mengapa ketika seseorang menguap yang melihatnya terkadang juga ikut-ikutan menguap?, jawabannya adalah menguap memang benar-benar menular.
Dalam sebuah penelitian terhadap orang yang disuruh menonton sebuah video dengan gambar orang menguap, hasilnya dalam penelitian tersebut diketahui bahwa sekitar 50% peserta penelitian juga mulai menguap.
Dari penelitian lainnya yang dipublikasikan dalam jurnal Child Development, kemampuan orang untuk tertular menguap juga terkait dengan kemampuan sosialnya.
Menguap juga sangat berpotensi menular ketika menguap terjadi diantara kerabat maupun teman dekat.
Diwartakan dari laman (Ghiboo Health, Rabu, 12/06/2013 15:00 WIB) bada dalam jurnal Public Library of Science ONE menunjukkan bahwa menguap adalah sebuah bentuk ikatan empati yang terjadi dalam sebuah kelompok sosial.
Tentu saja hal ini dapat diartikan bahwa semakin kita dekat dengan seseorang baik secara emosional maupun genetik, maka semakin besar pula potensi tertular menguap.