Re-Opening Usaha Pariwisata, Begini Strateginya

Sektor Pariwisata merupakan sector yang paling terdampak covid-19. Mengutip data Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur, hingga April 2020 tercatat 26.02% usaha hotel/guest house/villa dan 11.63% usaha restoran/rumah makan terdampak, serta19 ribu lebih pekerja pariwisata dirumahkan. Memasuki era new normal atau adaptasi kebiasaan baru, dunia pariwisata mulai berbenah untuk re-opening usaha pariwisata. Setidaknya ada 3 tahapan rencana re-opening pariwisata yang dicangkan pemerintah, yaitu:

Tahap Persiapan
Tahap persiapan re-opening pariwisata dilakukan mulai Juni 2020, dengan melakukan beberapa hal diantaranya penyusunan protocol kesehatan, simulasi kegiatan, sosialisasi, dan pembentukan tim.

Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan diestimasikan akan dilakukan mulai bulan Juli 2020 dengan memperhatikan rekomendasi gugus tugas setempat, mematuhi dan secara konsisten menjalankan protocol kesehatan, dan melakukan pelaporan atas pelaksanaan pembukaan pariwisata.

Tahap Monitoring dan Evaluasi
Monitoring dan evaluasi dilakukan mulai pelaksanaan opening pariwisata dan seterusnya.
Untuk rencana jangka pendek, pemerintah telah mencanangkan fokus pada pasar wisatawan nusantara, mengingat di masa pandemi ini, masing-masing negara akan banyak menutup diri karena khawatir dengan keselamatan negaranya sendiri. Hal inilah yang diantisipasi oleh UNWTO yang memprediksi bahwa perjalanan wisata dunia akan turun sampai 78%.

Sedangkan dalam menggarap pasar-pasar wisatawan nusantara ini, secara teknis dibagi dalam 3 tahapan yaitu:

1. Pasar Internal, dengan dilingkup masing-masing wilayah Kabupaten/Kota. Mengoptimalkan penduduk setempat untuk berwisata di daerah masing-masing.
2. Pasar Wisnus antar Kab/Kota di wilayah provinsi yang sama,
3. Pasar Antar Provinsi, terutama Provinsi di Pulau Jawa. Untuk sementara waktu, diutamakan bagi daerah yang memiliki akses mudah, yaitu daerah yang dapat terjangkau tanpa harus menggunakan pesawat.