Thermo Gun, Merusak Otak? Ini Faktanya!

Thermo gun atau lebih tepatnya thermal gun saat ini banyak sekali digunakan sebagai salah satu rangkaian protokol kesehatan di masa pandemi covid-19 untuk mengukur suhu tubuh. Namun beredar hoax atau berita palsu yang menyebut penggunaan thermo gun untuk pengukuran suhu di ruang publik dapat merusak otak.

Menurut dr. Achmad Yurianto, Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit pada Kementerian Kesehatan, thermo gun tidak menggunakan sinar laser atau radioaktif semacam x-ray. Thermo gun hanya menggunakan sinar infrared. Informasi mengenai thermal gun merusak otak ini adalah statement yang salah.

Lalu bagaimana sebenarnya cara kerja thermo gun?

Perlu diketahui, suhu tubuh manusia berada di kisaran 36,5 – 37,2 derajat celcius. Secara alamiah serta sesuai dengan hukum fisika bahwa setiap benda akan memancarkan panas, termasuk tubuh manusia.

Cara kerja thermo gun adalah hanya dengan menembakkannya ke arah dahi, tanpa perlu bersentuhan langsung dengan kulit. Thermo gun menggunakan rambatan panas melalui radiasi sinar infra merah dan akan mendeteksi temperatur arteri temporal pada dahi, untuk mengetahui suhu tubuh seseorang.

Energi radiasi sinar infrared dari permukaan tubuh tersebut selanjutnya ditangkap dan diubah menjadi energi listrik. Hasilnya akan ditampilkan dalam angka digital pada thermo gun. Perlu diketahui, keakuratan hasil pengukuran suhu tubuh dipengaruhi juga oleh jarak tembak thermo gun ke dahi. Idealnya, jarak tembak ke dahi sepanjang 12 cm.

Demikian cara kerja thermal gun atau thermo gun,  semoga artikel ini dapat membantu msyarakat untuk tidak mempercayai informasi mengenai thermo gun yang dapat merusak otak.

Check Also

Update Covid-19 Kabupaten Blitar Sabtu 18 Juli 2020: Tambah 5 Kasus Suspek dan 1 Sembuh

Setelah sebelumnya tercatat penambahan kasus konfirmasi sebanyak 34 di tanggal 17 Juli 2020, berdasarkan update …