Tag Archives: Biologi

Faktor yang mempengaruhi kebutuhan Protein

Apa Yang Dimaksud Dengan Protein?

(Faktor yang mempengaruhi kebutuhan Protein) – Protein adalah salah satu bio-makromolekul yang penting perananya dalam makhluk hidup. Fungsi dari protein itu sendiri secaramgaris besar dapat dibagi ke dalam dua kelompok besar, yaitu sebagai bahan struktural dan sebagai mesin yang bekerja pada tingkat molekular. Apabila tulang dan kitin adalah beton, maka protein struktural adalah dinding batu-batanya. Beberapa protein struktural, fibrous protein, berfungsi sebagai pelindung, sebagai contoh α dan β- keratin yang terdapat pada kulit, rambut, dan kuku. Sedangkan protein struktural lain ada juga yang berfungsi sebagai perekat, seperti kolagen.

Protein dapat memerankan fungsi sebagai bahan struktural karena seperti halnya polimer lain, protein memiliki rantai yang panjang dan juga dapat mengalami cross-linking dan lain-lain. Selain itu protein juga dapat berperan sebagai biokatalis untuk reaksi-reaksi kimia dalam sistem makhluk hidup. Makromolekul ini mengendalikan jalur dan waktu metabolisme yang kompleks untuk menjaga kelangsungan hidup suatu organisma. Suatu sistem metabolisme akan terganggu apabila biokatalis yang berperan di dalamnya mengalami kerusakan (Hertadi, 2008. [email protected])

Apa Saja Makanan Berprotein Nabati Tinggi?

Bukan hanya dari hewan, protein juga bisa diperoleh dari tumbuhan. Protein ini disebut protein nabati. Makanan yang merupakan sumber protein nabati diantaranyaa dalah Brokoli, Gandum, Biji-bijian, seperti biji chia dan jelai (barley), Kacang-kacangan seperti kacang polong, kacang almond, kacang tanah, buncis, dan kacang kedelai, Tahu dan tempe.

Apa Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan protein?

a. Perkembang jaringan
Periode dimana perkembangn terjadi dengan cepat seperti pada masa janin dan kehamilan membutuhkan lebih banyak protein.

b. Kualitas protein
Kebutuhan protein dipengaruhi oleh kualitas protein makanan pola asam aminonya. Tidak ada rekomendasi khusus untuk orang-orang yang mengonsumsi protein hewani bersama protein nabati. Bagi mereka yang tidak mengonsumsi protein hewani dianjurkan untuk memperbanyak konsumsi pangan nabatinya untuk kebutuhan asam amino.

c. Digestibilitas protein
Ketersediaan as.amino dipengaruhi oleh persiapan makanan. Panas menyebabkan ikatan kimia antara gula dan as.amino yang membentuk ikatan yang tidak dapat dicerna. Digestibitas dan absorpsi dipengaruhi oleh jarak antara waktu makan, dengan interval yang lebih panjang akan menurunkan persaingan dari enzim yang tersedia dan tempat absorpsi.

d. Kandungan energi dari makanan
Jumlah yang mencukupi dari karbohidrat harus tersedia untuk mencukupi kebutuhan energi sehingga protein dapat digunakan hanya untuk pembagunan jaringn. Karbohidrat juga mendukung sintesis protein dengan merangsang pelepasan insulin.

e. Status kesehatan
Dapat meningkatkan kebutuhan energi karena meningkatnya katabolisme. Setelah trauma atau operasi asam amino dibutuhkan untuk pembentukan jaringan, penyembuhan luka dan produksi faktor imunitas untuk melawan infeksi (Anonim. 2007).

Faktor apa saja yang mempengaruhi kebutuhan protein?

  • usia.
  • jenis kelamin.
  • berat badan.
  • aktivitas dan.
  • iklim.

Apa faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan energi seseorang?

  • usia.
  • kondisi kesehatan.
  • berat badan.
  • aktivitas.
  • indeks massa tubuh.
  • jenis kelamin.
  • tinggi pendeknya badan.

Apa yang dimaksud dengan protein sederhana?

Protein Sederhana (Simple Protein) : protein sederhana adalah protein dari hasil hidrolisa, total protein ini merupakan campuran atas berbagai macam asam amino.

Berapa Jumlah Kebutuhan Protein Harus Dipenuhi dalam Sehari?

Meski makanan berprotein tinggi memiliki manfaat bagi kesehatan, jumlah atau porsi konsumsinya tetap harus dijaga agar tidak kelebihan protein. Berikut ini adalah jumlah asupan protein harian yang dianjurkan berdasarkan usia:

  • Anak usia 1–3 tahun: 15–20 gram/hari
  • Anak usia 4–12 tahun: 25–50 gram/hari
  • Remaja usia 13–18 tahun: 65–75 gram/hari
  • Orang dewasa dan lansia: 60–75 gram/hari

Sumber: Disadur dari berbagai sumber

Pengertian Sel Tumbuhan Menurut Beberapa Ahli

(Pengertian Sel Tumbuhan Menurut Beberapa Ahli) – Sel dilihat pertama oleh Aristoteles (384 – 322 SM). Dia menyatakan bahwa semua makhluk hidup tersusun dari suatu benda hidup atau unit struktural yang mempengaruhi kehidupan suatu organisme. Pada saat ini belum dikenal kata “sel” dari unit structural tersebut.

Robert Hooke(1665 M), Dialah orang yang pertama kali yang menamakan unit structural tersebut sebagai “sel”. Beberapa investigator dari tahun 1665 s/d 1831 yang mempelajari sel, Tak satupun yang dapat menyimpulkan bahwa benda hidup tersebut tersusun dari unit atau sel yang serupa.

Sel pada Tumbuhan
Sel pada Tumbuhan

Pada tahun 1938 – 1939 M, dua orang ahli biologis yaitu M.J.Schleiden (ahli Botani) dan Theodore Schwann (ahli Zoologi) Mendefinisikan secara jelas tentang sel. Menurut mereka sel adalah unit struktural dan unit fungsional dari organisme hidup.
Sejak tahun 1955, berkembanglah teori sel modern, yaitu:

  • Sel adalah unit structural dari makhluk hidup.
  • Sel adalah unit fungsionla dari makhluk hidup.
  • Sel adalah pembawa sifat dari makhluk
  • Sel baru berasal dari sel itu sendiri (pembelahan sel).
  • Setiap sel mempunyai aksi dan tugas secara bebas sebagai bagian integral dari organisme lengkap.

UKURAN SEL

  • Ukuran dan Bentuk Sel : Ukuran sel biasanya bevariasi antara 10 µm – 100 µm.
  • Ukuran sel yang terkecil pada Pleuropneumonia yaitu 0,1 – 0,5 µm.
  • Ukuran sel yang terpanjang pada serat Sclerenchymatous pada Boehmenia nevia, yaitu ± 55 cm.
Bentuk Sel pada Tumbuhan
Bentuk Sel pada Tumbuhan

JUMLAH SEL

  • Protozoa, bakteri, fungi dan alga bersel satu.
  • Mereka disebut sebagai bentuk uniseluler atau aseluler.
  1. Sebagian besar Kingdom animalia dan Kingdom Plantae dan sebagaian besar Kingdom Fungi terdiri beberapa sel, mereka dikatakan sebagai organisme multiseluler.

TYPE SEL
Berdasarkan strukturnya, sel terbagi ke dalam dua type, yaitu:

  • Sel Prokaryotik; yaitu sel dimana mitokondria, kloroplas, dan nucleus tidak terlihat secara jelas. Type sel ini ditemukan pada bakteri dan alga biru hijau yang tergolong dalam kingdom Monera .
  • Sel Eukaryotik; yaitu sel dimana batas nucleus dan membrane tampak secara jelas. Type sel ini ditemukan pada semua Kingdom Protista , Kingdom Fungi , Kingdom Plantae dan Animalia

Cabang-cabang Ilmu Biologi

(Cabang-cabang Ilmu Biologi) – Cabang ilmu biologi Antara lain mikologi (ilmu tentang fungi) yang dahulu disatukan dalam botani, sekarang dipisahkan, kemudian ada fikologi (ilmu tentang alga), lalu ada bryologi (ilmu lumut), ada ichtiologi (ilmu tentang ikan), karsinologi (ilmu tentang krustasea), mammologi (ilmu tentang mammalia), ornitologi (ilmu tentang burung), entomologi (ilmu tentang insekta), paratisologi (ilmu tentang parasit), etnobotani, dan etnozoologi. Cabang biologi yg mempelajari virus disebut virologi, bakteri bakteriologi, mikroorganisme secara umum disebut mikrobiologi, tumbuhan botani, hewan zoologi, hubungan antara makhluk dan lingkungan disebut ekologi.

Cabang yang mempelajari aspek kimia dari kehidupan disebut biokimia. Di sini masih bisa dibagi lagi menjadi biologi molekuler (interaksi antara molekul biologi), biologi seluler (interaksi antar pengguna telepon seluler? bukan! tapi berkaitan dengan sel), dan fisiologi (fungsi jaringan dan organ dalam tubuh). Masih buaanyaak lagi yang kalau di tulis disini pasti ngabisin satu halaman.

Pengertian Metamorfosis dan Metagenesis Makhluk Hidup

(Pengertian Metamorfosis dan Pengertian Metagenesis Makhluk Hidup) – Beberapa jenis hewan mengalami metamorfosis dalam pertumbuhan dan perkembangannya. Beberapa jenis hewan yang lain mengalami metagenesis. Selain pada hewan, metagenesis juga terjadi pada tumbuhan.

1. Metamorfosis

Pada beberapa jenis hewan, dalam pertumbuhan dan perkembanganya mengalami proses metamorfosis. Metamorfosis adalah peristiwa perubahan bentuk tubuh secara bertahap yang dimulai dari larva sampai dewasa. Metamorfosis terjadi pada serangga dan amfibi.

Contoh hewan amfibi yang mengalami metamorfosis adalah katak. Pertumbuhan dan perkembangan katak diawali sejak terbentuk zigot. Zigot kemudian berkembang menjadi embrio. Satu minggu kemudian, terbentuklah larva yang sering kamu sebut kecebong/berudu. Awalnya kecebong bernapas dengan tiga insang luar, tetapi kemudian berganti menjadi insang dalam.

Beberapa waktu kemudian terbentuk tutup insang dan kaki belakang. Setelah berumur tiga bulan, berudu mengalami metamorfosis yang ditandai terbentuknya paru-paru dan empat kaki, hilangnya insang dan ekor, lalu menjadi bentuk katak. Sifat berudu berbeda dengan sifat katak. Berudu hidup di air sebagai herbivora, sedangkan katak hidup di darat bersifat karnivora.

Serangga yang baru menetas berwujud larva. Beberapa jenis serangga seperti kupu-kupu dan capung, bentuk larva jauh berbeda dengan bentuk dewasa. Larva kupu-kupu yang disebut ulat memiliki mulut tipe pengunyah, sedangkan kupu-kupu memiliki mulut tipe penghisap. Larva capung hidup di air, sedangkan capung dewasa hidup di darat dan dapat terbang.

Namun demikian beberapa jenis serangga memiliki bentuk yang hampir sama saat baru menetas dengan saat dewasa. Contohnya adalah belalang, kecoa, dan jangkrik. Berdasarkan prosesnya, metamorfosis serangga dapat dibedakan menjadi dua, yaitu metamorfosis sempurna dan metamorfosis tidak sempurna.

Pengertian Sel Menurut Beberapa Ahli

(Pengertian Sel Menurut Beberapa Ahli) – Sel dilihat pertama oleh Aristoteles (384 – 322 SM). Dia menyatakan bahwa semua makhluk hidup tersusun dari suatu benda hidup atau unit struktural yang mempengaruhi kehidupan suatu organisme. Pada saat ini belum dikenal kata “sel” dari unit structural tersebut.

Robert Hooke(1665 M), Dialah orang yang pertama kali yang menamakan unit structural tersebut sebagai “sel”. Beberapa investigator dari tahun 1665 s/d 1831 yang mempelajari sel, Tak satupun yang dapat menyimpulkan bahwa benda hidup tersebut tersusun dari unit atau sel yang serupa.

Sel pada Tumbuhan
Sel pada Tumbuhan

Pada tahun 1938 – 1939 M, dua orang ahli biologis yaitu M.J.Schleiden (ahli Botani) dan Theodore Schwann (ahli Zoologi) Mendefinisikan secara jelas tentang sel. Menurut mereka sel adalah unit struktural dan unit fungsional dari organisme hidup.
Sejak tahun 1955, berkembanglah teori sel modern, yaitu:

  • Sel adalah unit structural dari makhluk hidup.
  • Sel adalah unit fungsionla dari makhluk hidup.
  • Sel adalah pembawa sifat dari makhluk
  • Sel baru berasal dari sel itu sendiri (pembelahan sel).
  • Setiap sel mempunyai aksi dan tugas secara bebas sebagai bagian integral dari organisme lengkap.

UKURAN SEL

  • Ukuran dan Bentuk Sel : Ukuran sel biasanya bevariasi antara 10 µm – 100 µm.
  • Ukuran sel yang terkecil pada Pleuropneumonia yaitu 0,1 – 0,5 µm.
  • Ukuran sel yang terpanjang pada serat Sclerenchymatous pada Boehmenia nevia, yaitu ± 55 cm.
Bentuk Sel pada Tumbuhan
Bentuk Sel pada Tumbuhan

JUMLAH SEL

  • Protozoa, bakteri, fungi dan alga bersel satu.
  • Mereka disebut sebagai bentuk uniseluler atau aseluler.
  1. Sebagian besar Kingdom animalia dan Kingdom Plantae dan sebagaian besar Kingdom Fungi terdiri beberapa sel, mereka dikatakan sebagai organisme multiseluler.

TYPE SEL
Berdasarkan strukturnya, sel terbagi ke dalam dua type, yaitu:

  • Sel Prokaryotik; yaitu sel dimana mitokondria, kloroplas, dan nucleus tidak terlihat secara jelas. Type sel ini ditemukan pada bakteri dan alga biru hijau yang tergolong dalam kingdom Monera .
  • Sel Eukaryotik; yaitu sel dimana batas nucleus dan membrane tampak secara jelas. Type sel ini ditemukan pada semua Kingdom Protista , Kingdom Fungi , Kingdom Plantae dan Animalia

Struktur Sel yang terdapat pada tumbuhan

(Struktur Sel yang terdapat pada tumbuhan) – SEL Tumbuhan yang didalamnya memiliki bagian-bagian sel seperti protoplasma, aparatus golgi, lisosom, plastida, kloroplast, sentrosom, ribosom, vakuola, inti sel, membran inti, mikrofilamen dan juga dinding sel. Disamping itu SEL Tumbuhan secara umum diketahui bahwa: Memiliki dinding sel, memiliki plastida, tidak memiliki lisosom, tidak memiliki sentriol, vakuola pada sel lebih muda serta lebih kecil dan banyak juga pada sel dewasa tunggal dan besar, tidak mempunyai flagellata, memiliki membran sel/plasma yang terletak di sebelah dalam dinding sel, diantara dua sel yang berdekatan terdapat lamela tengah dan plasmodesmata.

Selain itu SEL Tumbuhan secara umum juga diketahui bahwa:

  • Pada tumbuhan istilah sel meliputi protoplasma dan dinding sel yang ada pada organisme multi sel yang membentuk struktur kompleks yaitu jaringan Organ.
  • Sel pada organisme multi sel tidak sama satu dengan lainya tetapi masing-masing memiliki struktur dan fungsi yang berbeda.
  • Pada awalnya struktur dinding sel yang ada pada tumbuhan dianggap sebagai sel mati hasil eksresi zat hidup dalam sel.
  • Akan tetapi baru-baru ini makin banyak bukti bahwa ada satuan organik yang ada diantara protoplas dan dinding, khususnya pada sel muda.
  • Meskipun antara sel hewan dan sel tumbuhan berbeda namuna terdapat persamaan-persamaan dasar tertentu mengenai sifat, bentuk dan fungsi dari bagian sel tersebut.
Struktur Sel Tumbuhan (Struktur Sel Tanaman)
Struktur Sel Tumbuhan

Salah satu perbedaan yang khas antara sel tumbuhan dengan sel hewan adalah pada sel tumbuhan mempunyai bentuk yang bermacam-macam diantaranya adalah sebagai berikut:

  • Ada yang berbentuk peluru, prisma, dan memanjang seperti rambut atau seperti ular. Sel tumbuhan mempunyai dua bagian pokok yang berbeda dari hewan yaitu vakuola, plastida dan dinding sel.
  • Vakuola dan plastida merupakan bagian hidup dart sel tumbuhan dan disebut protoplas.
  • Sedangkan dinding sel yang berfungsi untuk melindungi isi sel/lumen yang ada di protoplasma disebut bagian sell yang mati.
  • Hal ini terlihat pada sel gabus tumbuhan yang tergolong sel mati karena hanya memiliki inti set dan sitoplasma, sehtngga ruang antar selnya kosong.
  • Bentuk sel gabus heksagonal,tersusun rapat antara satu dan lainnya. Adapun jaringan-jaringan yang terdapat pada sel tumbuhan yaitu: Jaringan epidermis, tertetak panda permukaan akar, daun, dan batang.
  • Epidermis dilapisi zat lemak yaitu kutikula dan kitin.

Source: Biologi Gonzaga

Pengertian Daur Ulang dan Contoh Materialnya

(Pengertian Daur Ulang dan Contoh Materialnya) – Daur ulang merupakan salah satu proses untuk menjadikan suatu bahan bekas menjadi bahan baru dengan tujuan mencegah adanya sampah yang sebenarnya dapat menjadi sesuatu yang berguna, mengurangi penggunaan bahan baku yang baru, mengurangi penggunaan energi, mengurangi polusi, kerusakan lahan, dan emisi gas rumah kaca jika dibandingkan dengan proses pembuatan barang baru. Daur ulang juga merupakan salah satu strategi dalam pengelolaan sampah padat yang terdiri atas kegiatan pemilahan, pengumpulan, pemrosesan, pendistribusian dan pembuatan produk / material bekas pakai, dan komponen utama dalam manajemen sampah modern dan bagian ketiga adalam proses hierarki sampah 3R (Reuse, Reduce, and Recycle).

Material yang bisa didaur ulang terdiri dari sampah kaca, plastik, kertas, logam, tekstil, dan barang elektronik. Meskipun mirip, proses pembuatan kompos yang umumnya menggunakan sampah biomassa yang bisa didegradasi oleh alam, tidak dikategorikan sebagai proses daur ulang. Daur ulang lebih difokuskan kepada sampah yang tidak bisa didegradasi oleh alam secara alami demi pengurangan kerusakan lahan. Secara garis besar, daur ulang adalah proses pengumpulan sampah, penyortiran, pembersihan, dan pemrosesan material baru untuk proses produksi.

Pada pemahaman yang terbatas, proses daur ulang harus menghasilkan barang yang mirip dengan barang aslinya dengan material yang sama, contohnya kertas bekas harus menjadi kertas dengan kualitas yang sama, atau busa polistirena bekas harus menjadi polistirena dengan kualitas yang sama. Seringkali, hal ini sulit dilakukan karena lebih mahal dibandingkan dengan proses pembuatan dengan bahan yang baru. Jadi, daur ulang adalah proses penggunaan kembali material menjadi produk yang berbeda. Bentuk lain dari daur ulang adalah ekstraksi material berharga dari sampah, seperti emas dari prosessor komputer, timah hitam dari baterai, atau ekstraksi material yang berbahaya bagi lingkungan, seperti merkuri.

Daur ulang adalah sesuatu yang luar biasa yang bisa didapatkan dari sampah. Proses daur ulang alumunium dapat menghemat 95% energi dan mengurangi polusi udara sebanyak 95% jika dibandingkan dengan ekstraksi alumunium dari tambang hingga prosesnya di pabrik. Penghematan yang cukup besar pada energi juga didapat dengan mendaur ulang kertas, logam, kaca, dan plastik.

Material-material yang dapat didaur ulang dan prosesnya diantaranya adalah:
Bahan bangunan. Material bangunan bekas yang telah dikumpulkan dihancurkan dengan mesin penghancur, kadang-kadang bersamaan dengan aspal, batu bata, tanah, dan batu. Hasil yang lebih kasar bisa dipakai menjadi pelapis jalan semacam aspal dan hasil yang lebih halus bisa dipakai untuk membuat bahan bangunan baru semacam bata.

Pengertian dan Fungsi Sitoskeleton

Pengertian, Fungsi dan Susunan Sitoskeleton atau yang disebut dengan kerangka sel adalah jaringan berkas-berkas protein yang menyusun sitoplasma eukariota. jaringan ini terdiri atas tiga tipe dasar yaitu mikrofilamen (filamen aktin), mikrotubulus (jamak dari mikrotubuli serta intermediat filamen. Filamen-filamen ini terhubung antara satu sama lain dan saling bekerjasama (koordinasi).

Dengan adanya tiga tipe filamen tersebut, struktur sel bisa bervariasi antara satu sel dengan beberapa sel yang lainnya. Dalam efektivitas kerjanya, ketiga filamen protein tersebut tergantung dari pada jumlah protein asesori yang telah menghubungkan filamen ke komponen sel lain. Protein asesori sangat penting untuk mengontrol perakitan filamen sitoskeleton dalam posisi tertentu, termasuk didalamnya protein motorik yang berfungsi untuk menggerakkan organel dalam filamen atau filamen itu sendiri.

Susunan struktur dari filamen sendiri sangat mirip dengan barisan semut. Tersusun sangat rapi dan jika ada yang meninggalkan rombongan, maka barisan tersebut dapat kembali tersusun dalam kecepatan tinggi. Sitoskeleton adalah sebagai suatu jejaring serat yang mengorganisasi atau mengatur struktur serta aktifitas yang ada di dalam sel.

Fungsi dasar sitoskeleton ini adalah sebagai berikut:

  • Sitoskeleton memberi kekuatan mekanin untuk sel.
  • Sitoskeleton berfungsi sebagai kerangka sel.
  • Sitoskeleton berperan dalam membantu gerakan substansi dari bagian sel yang satu ke bagian sel lainnya.

3 Komponen penyusun sitoskeleton:

  • MIKROTUBULUS, disebut juga dengan polimer tubulin. Komponen ini berfungsi mempertahankan bentuk sel dengan menopang dan menahan, sebagai motilitas sel, sebagai pergerakan kromosom dan pembelahan pada sel serta sebagai pergerakan organel.
  • MIKROFILAMEN (filament aktin), berfungsi sebagai penahan tegangan, kontraksi otot, aliran sitoplasmik, mortilitas sel, pembelahan sel serta perubahan bentuk sel.
  • FILAMEN INTERMEDIT, sebagai unsur penahan tegangan, sebagai ambatan nukleus dan juga organel lain, berperan dalam pembentukan lamina nukleus.
Sitoskeleton

Dalam sel terdapat ratusan jenis protein yang telah berasosiasi dengan sitoskeleton (Cytoskeleton Assosiated Protein) yang berfungsi untuk mengatur distribusi serta tingkah laku dinamis dari filamen. Contoh motor protein yang berfungsi untuk bergerak.

Fungsi sitoskeleton, berikut ini adalah fungsi sitoskeleton secara umum:

  • Sitoskeleton memiliki tanggung jawab terhadap motilitas dalam sel, seperti ketika terjadi kontraksi otot serta siklosis, pergerakan internal dari sitoplasma.
  • Sitoskeleton berfungsi untuk menjaga bentuk bentuk sel (binatang) tetap dengan desain arsitekturalnya serta dapat berfungsi sebagai tempat berlabuh bagi organela dalam sitosol.
  • Selama waktu siklosis, organel dipindahkan di sepanjang saluran sitoskeletal di dalam sitosol
  • Sitoskeleton berperan untuk bertanggung jawab atas pergerakan sel dan pergerakan eksternal seperti halnya pergerakan amuboid dari sel darah putih serta migrasi sel selama perkembangan.
  • Sitoskeleton juga memiliki peran dalam pembelahan sel.

Sitoskeleton tersusun atas tiga macam serabut yaitu mikrofilamen (filamen aktin), mikrotubulus, intermedia filamen. Pada setiap filamen terbentuk dari protein sub-unit yang sangat kecil seperti mikrofilamen yang terdiri atas sub-unit aktin, mikrotubuli yang terbentuk dari sub-unit tubulin.

Ketiga tipe filamen tersebut merupakan struktur filamen yang besar/panjang (polimer), dimana filamen itu terbentuk melalui proses polimerisasi (assembly) subunit – subunitnya melalui ikatan kovalen.

Mikrofilamen sebagai penyusun Sitoskeleton

(Mikrofilamen sebagai penyusun Sitoskeleton dan Fungsi Filamen Aktin) – Mikrofilamen merupakan rantai protein ganda yang saling bertautan dan sangat tipis, filamen aktin (mikrofilamen) memiliki sifat fleksibel, dimana filamen aktin pada umumnya berbentuk gel atau jaringan dan terdiri dari protein yang disebut dengan aktin (berfungsi untuk membentuk permukaan sel).

Mikrofilamen memiliki diameter antara 5-6 nm, karena ukuranya sangat kecil, dalam pengamatan memerlukan mikroskop dengan kemampuan elektron atau yang disebut dengan “Mikroskop Elektron

Mikrofilamen memiliki bentuk seperti mikrotubulus, hanya saja mikrofilamen ini lebih lembut yang terbentuk dari komponen utama protein aktin dan myosin. Mikrofilamen memiliki peran penting dalam pergerakan sel dan peroksisom (badan mikro).

Organel ini selalu berasosiasi dengan organel lain serta banyak mengandung enzimi oksidase dan katalase (banyak tersimpan dalam sel-sel hati). Beberapa jenis bakteri dapat bergerak bersama dengan filamen aktin seperti Listriea monocytogenes yang dapat menyebar dari sel ke sel dengan menginduksi penyusun filamen aktin dalam sitosol sel inang.

Mikrofilamen mikrotubuli intermedia filamen

Untuk mengetahui lebih jauh tentang kegunaan dari mikrofilamen, berikut ini adalah Fungsi mikrofilamen (filamen aktin):

  • Untuk menjaga bentuk sel sepanjang mikrotubul
  • Mikrofilamen biasanya membentuk jaringan sub membran plasma untuk mendukung bentuk sel
  • Kontraksi otot (filament aktin bergantian dengan serat yang lebih tebal dari myosin, membentuk protein motor, dalam jaringan otot)
  • Siklosis (pergerakan komponen sitoplasma di dalam sel)
  • Pergerakan ‘amuboid’ dan fagositosis
  • Bertanggung jawab untuk pemutusan galur pada sitokinesis hewan

Mikrofilamen adalah serat dengan ukuran sangat kecil dan padat yang tersusun dari protein globuler yang bergulung aktin.

Struktur dan komposisi daging dalam Bahan Pangan

(Struktur dan komposisi daging dalam Bahan Pangan) – Jaringan tubuh hewan terdiri dari komponen-komponen fisik, seperti kulit, jaringan lemak, jaringan otot, jaringan ikat, tulang, jaringan pembuluh darah serta jaringan syaraf. Jaringan otot, jaringan lemak, jaringan ikat, tulang dan tulang rawan merupakan komponen fisik yang utama.

Jaringan otot merupakan komponen yang terbanyak dalam karkas yaitu 35 sampai 65 persen dari berat karkas atau 35 sampai 40 persen dari berat hewan hidup. Otot ini melekat pada kerangka, tetapi ada yang langsung melekat pada tulang rawan dan kulit.

Jaringan lemak yang terdapat pada daging dibedakan menurut lokasinta yaitu subkutan, intermuskular, intramuskular dan intracelulair. Jaringan lemak subkutan dipermukaan luar jaringan otot, langsung dibawah permukaan kulit. Jaringan lemak intermuskular terletak diantara jaringan otot, jaringan intramuskular yaitu jaringan di dalam otot, sedangkan jaringan lemak intracelulair yaitu jaringan di dalam sel.

Jaringan ikat memiliki fungsi sebagai pengikat bagian-bagian daging serta mempertautkannya ke tulang. Jaringan ikat yang penting adalah serabut kolagen, serabut elastin, dan retikulin. Serabut kolagen terutama mengandung protein kolagen yang berwarna putih dan bersifat terhidrolisa oleh panas, banyak terdapat pada tendon (jaringan ikat yang menghubungkan daging dan tulang).

Erabut elastin yang komponen utamnya adalah protein elastin, berwarna kuning, tidak dapat terdegradasi oleh panas akan tetapi kehadirannya tidak mempengaruhi kualitas daging, karena biaanya dalam jumlah kecil.

Warna daging sapi yang baru diiris biasanya merah ungu gelap. Warna tersebut berubah menjadi terang (merah ceri) bila daging dibiarkan terkena oksigen. Perubahan warna merah ungu menjadi terang tersebut bersifat reversible (dapat balik). Namun, bila daging tersebut terlalu lama terkena oksigen, warna merah terang akan berubah menjadi cokelat.

Mioglobin merupakan pigmen berwarna merah keunguan yang menentukan warna daging segar. Mioglobin dapat mengalami perubahan bentuk akibat berbagai reaksi kimia. Bila terkena udara, pigmen mioglobin akan teroksidasi menjadi oksimioglobin yang menghasilkan warna merah terang. Oksidasi lebih lanjut dari oksimioglobin akan menghasilkan pigmen metmioglobin yang berwarna cokelat. Timbulnya warna cokelat menandakan bahwa daging telah terlalu lama terkena udara bebas, sehingga menjadi rusak.

Warna daging anak sapi lebih terang daripada warna daging sapi dewasa, serta tulangtulangnya lebih berwarna merah muda. Warna daging kambing lebih gelap (merah tua) daripada warna daging sapi, sedangkan warna daging babi adalah merah mawar.