Tag Archives: Psikologi

Harga diri Sebagai Salah Satu dari Konsep Diri

(Harga diri Sebagai Salah Satu dari Konsep Diri) – Harga diri adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisa seberapa jauh prilaku memenuhi ideal diri (Stuart and Sundeen, 1991). Frekuensi pencapaian tujuan akan menghasilkan harga diri yang rendah atau harga diri yang tinggi. Jika individu sering gagal , maka cenderung harga diri rendah. Harga diri diperoleh dari diri sendiri dan orang lain. Aspek utama adalah di cintai dan menerima penghargaan dari orang lain (Keliat, 1992).

Biasanya harga diri sangat rentan terganggu pada saat remaja dan usia lanjut. Dari hasil riset ditemukan bahwa masalah kesehatan fisik mengakibatkan harga diri rendah. Harga diri tinggi terkait dengam ansietas yang rendah, efektif dalam kelompok dan diterima oleh orang lain. Sedangkan harga diri rendah terkait dengan hubungan interpersonal yang buruk dan resiko terjadi depresi dan skizofrenia. Gangguan harga diri dapat digambarkan sebagai perasaan negatif terhadap diri sendiri termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri.

Harga diri rendah dapat terjadi secara situasional (trauma) atau kronis (negatif self evaluasi yang telah berlangsung lama). Dan dapat di ekspresikan secara langsung atau tidak langsung (nyata atau tidak nyata).

Menurut beberapa ahli dikemukakan faktor-Fator yang mempengaruhi gangguan harga diri, seperti:

  • Perkembangan individu. Faktor predisposisi dapat dimulai sejak masih bayi, seperti penolakan orang tua menyebabkan anak merasa tidak dicintai dan mengkibatkan anak gagal mencintai dirinya dan akan gagal untuk mencintai orang lain. Pada saat anak berkembang lebih besar, anak mengalami kurangnya pengakuan dan pujian dari orang tua dan orang yang dekat atau penting baginya. Ia merasa tidak adekuat karena selalu tidak dipercaya untuk mandiri, memutuskan sendiri akan bertanggung jawab terhadap prilakunya. Sikap orang tua yang terlalu mengatur dan mengontrol, membuat anak merasa tidak berguna.
  • Ideal Diri tidak realistis. Individu yang selalu dituntut untuk berhasil akan merasa tidak punya hak untuk gagal dan berbuat kesalahan. Ia membuat standart yang tidak dapat dicapai, seperti cita –cita yang terlalu tinggi dan tidak realistis. Yang pada kenyataan tidak dapat dicapai membuat individu menghukum diri sendiri dan akhirnya percaya diri akan hilang.
  • Gangguan fisik dan mental Gangguan ini dapat membuat individu dan keluarga merasa rendah diri.
  • Sistim keluarga yang tidak berfungsi. Orang tua yang mempunyai harga diri yang rendah tidak mampu membangun harga diri anak dengan baik. Orang tua memberi umpan balik yang negatif dan berulang-ulang akan merusak harga diri anak. Harga diri anak akan terganggu jika kemampuan menyelesaikan masalah tidak adekuat. Akhirnya anak memandang negatif terhadap pengalaman dan kemampuan di lingkungannya.
  • Pengalaman traumatik yang berulang,misalnya akibat aniaya fisik, emosi dan seksual.

Penganiayaan yang dialami dapat berupa penganiayaan fisik, emosi, peperangan, bencana alam, kecelakan atau perampokan. Individu merasa tidak mampu mengontrol lingkungan. Respon atau strategi untuk menghadapi trauma umumnya mengingkari trauma, mengubah arti trauma, respon yang biasa efektif terganggu. Akibatnya koping yang biasa berkembang adalah depresi dan denial pada trauma.

Pengertian Konsep Diri menurut Beberapa Ahli

(Pengertian Konsep Diri menurut Beberapa Ahli) – Definisi konsep diri menurut para tokoh sangat beragam artinya. Rochman Natawidjaya (1979: 102) menjelaskan bahwa “konsep diri adalah persepsi individu tentang dirinya, kemampuan dan ketidakmampuannya, tabiat-tabiatnya, harga dirinya dan hubungannya dengan orang lain”.

Konsep diri juga merupakan “gambaran mental diri sendiri yang terdiri dari pengetahuan tentang diri sendiri, pengharapan diri dan penilaian terhadap diri sendiri” (James F Calhoun, 1995: 90). Pengertian konsep diri menurut Jalaludin Rahmat (1996: 125) yaitu “Konsep diri adalah pandangan dan perasaan kita, persepsi ini boleh bersifat psikologis, sosial dan psikis. Konsep diri bukan hanya gambaran deskriptif, tetapi juga penilaian kita”. Pengertian konsep diri dalam istilah umum mengacu pada persepsi seseorang mengenai dirinya sendiri. Persepsi ini terbentuk melalui kesimpulan-kesimpulan yang diambil berdasarkan pengalaman pengalaman dan persepsi-persepsi terutama dipengaruhi oleh reward dan punishment yang diberikan oleh seseorang yang berarti dalam kehidupannya.

Menurut Hurlock (1994) yang dimaksud konsep diri adalah kesan (image) individu mengenai karakteristik dirinya, yang mencakup karakteristik fisik, sosial, emosional, aspirasi dan achievement. Clara R Pudjijogyanti (1995: 2) berpendapat bahwa konsep diri merupakan salah satu faktor yang menentukan apakah seseorang akan berperilaku negatif atau tidak, sebab perilaku negatif merupakan perwujudan adanya gangguan dalam usaha pencapaian harga diri. Apabila seseorang remaja gagal dalam pencapaian harga diri, maka ia akan merasa kecewa terhadap keadaan diri dan lingkungannya. Ia akan memandang dirinya dengan sikap negatif, sebaliknya apabila seorang remaja berhasil dalam mencapai harga dirinya, maka ia akan merasa puas dengan dirinya maupun terhadap lingkungannya. Hal ini akan membuat ia bersikap positif terhadap dirinya.

Persepsi mengenai tindakan yang mempengaruhi cara atau pandangan hidup, sehingga suatu pemahaman mengenai konsep diri seseorang merupakan dasar yang sangat berguna untuk meramalkan bagaimana seseorang itu akan bertindak.

Ada tiga alasan pentingnya konsep diri dalam menentukan perilaku seperti yang diungkapkan Clara R Pudjijogyanti (1995: 5):

  1. Konsep diri mempunyai peranan dalam mempertahankan keseluruhan batin. Apabila timbul perasaan, pikiran dan persepsi yang tidak seimbang atau saling bertentangan satu sama lain, maka akan terjadi situasi psikologis yang tidak menyenangkan. Untuk menyeimbangkan dan menghilangkan ketidakselarasan tersebut, individu akan mengubah perilakunya.
  2. Seluruh sikap, pandangan individu terhadap dirinya akan mempengaruhi individu dalam menafsirkan pengalamannya. Sebuah kejadian akan ditafsirkan berbeda antara individu yang satu dengan individu lainnya dikarenakan masing-masing individu mempunyai sikap dan pandangan yang berbeda terhadap dirinya.
  3. Konsep diri menentukan pengharapan individu. Pengharapan ini merupakan inti dari konsep diri. Sikap dan pandangan negatif terhadap kemampuan diri akan menyebabkan individu tidak mempunyai motivasi untuk mencapai prestasi yang gemilang.

Pengertian Gangguan Kepribadian Antisosial

(Pengertian Gangguan Kepribadian Antisosial) – Gangguan Kepribadian Antisosial sering disebut Psikopat atau Sosiopat, dan sering dikaitkan dengan penyalahgunaan obat dan perilaku kriminal. DSM IV mengharuskan orang berusia sedikitnya 18 tahun untuk didiagnosis gangguan ini, dimana penderita gangguan ini sering telah menampakkan gejala pada usia sebelum 15 tahun.

Survey di Amerika Serikat lebih dari 3,5% populasi memenuhi kriteria Gangguan Kepribadian Antisosial, dengan perbandingan pria 4 kali lebih banyak daripada wanita dan orang kulit putih lebih banyak dibandingkan dengan orang kulit hitam.

Penelitian-penelitian tentang gangguan ini banyak dilakukan pada populasi penjara karena penderita hampir selalu berhubungan dengan kriminal dan penyalahgunaan obat dan alkoholisme.

Tanda-tanda Gangguan Kepribadian Antisosial adalah:

  • Bersikap tidak perduli dengan perasaan orang lain, kacau, sadistik, dan ugal-ugalan.
  • Sikap yang amat tidak bertanggung jawab dan menetap, dan tidak perduli terhadap norma, peraturan, dan kewajiban sosial.
  • Tidak mampu untuk mempertahankan hubungan agar berlangsung lama, meskipun tidak ada kesulitan untuk mengembangkannya.
  • Mudah frustasi dan bertindak agresif, termasuk tindak kekerasan.
  • Tidak mampu untuk menerima kesalahan dan belajar dari pengalaman, terutama dari hukuman.
  • Sangat cenderung untuk menyalahkan orang lain, atau menawarkan rasionalisasi yang dapat diterima, untuk perilaku yang telah membawa penderita dalam konflik sosial.

Termasuk: Kepribadian Amoral, Asosial, Psikopatik dan Sosiopatik.
Tidak termasuk : Gangguan Tingkah Laku, Gangguan Kepribadian Emosional Tidak Stabil.

Psikodinamika Gangguan Kepribadian Antisosial
Penyebab dari gangguan ini selalu dimulai dengan tidak adanya cinta orang tua yang akan mengarahkan pada tidak adanya kepercayaan (lack of basic trust), kemudian menjadi gejala antisosial yang melalui suatu proses pembelajaran (reinforcement). Pada penderita ditemukan tingkat kecemasan yang rendah, sehingga mereka lebih berani mengambil resiko dan sesuatu yang menggetarkan.

Pengobatan Gangguan Kepribadian Antisosial
Sekitar 25% seluruh penderita Gangguan Kepribadian Antisosial mendapat pengobatan, tetapi tidak ada yang efektif. Problem utama dari pengobatan adalah bahwa pasien tidak merasa bersalah dan tidak ada keinginan untuk berubah.

Beberapa terapi perilaku mencoba untuk mengarahkan penderita dengan mengandalkan pada isu moral dalam pengobatan, dan dicoba untuk membuat komunikasi terapoitik, tetapi hingga saat ini tidak ada atau sedikit hasilnya.

Pengertian Gangguan Kepribadian Ambang

(Pengertian Gangguan Kepribadian Ambang) – Jumlah penderita gangguan ini sekitar 2% dari populasi, dan 75% diantaranya adalah wanita. Perjalanan gangguan ini bervariasi, pada umumnya ketidak-stabilan dan resiko bunuh diri memuncak pada usia dewasa muda dan menurun secara gradual dengan perjalanan usianya.

Tanda-tanda Gangguan Kepribadian Ambang adalah:

  • Emosi atau Afek yang sangat tidak stabil, perubahan yang sangat cepat dan impulsif.
  • Hubungan interpersonal juga tidak stabil.
  • Gambaran diri pasien, tujuan, dan preferensi internalnya (termasuk seksual) sering kali tidak jelas atau terganggu, dengan perasaan kosong yang kronis.
  • Mudah menjadi marah dan melakukan perilaku kekerasan dan agresif, yang sering kemarahan tersebut ditujukan pada diri sendiri dengan melukai diri, ancaman dan perilaku bunuh diri.
  • Kadang kemarahan dialihkan pada penyalahgunaan obat dan alkoholisme, perilaku ugal-ugalan, termasuk dalam perilaku seksual.

Psikodinamika Gangguan Kepribadian Ambang
Gangguan dimulai dengan adanya gangguan penerimaan orang tua terhadap anak. Kemudian ada kaitan dengan abnormalitas biologik, dimana penderita yang impulsif tampaknya berkaitan dengan aktivitas serotonin di otak yang rendah.

Teori sosiokultural menduga bahwa perubahan yang cepat dari lingkungan sosial ikut berperan terjadinya gangguan ini.

Pengobatan Gangguan Kepribadian Ambang
Psikoterapi tampaknya dapat memperbaiki keparahan gangguan ini, meskipun sulit dilakukan karena berkaitan dengan keseimbangan empati dan kemarahan penderita. Sedangkan terapi psikodinamik efektif untuk memperbaiki kekacauan hubungan, perasaan diri yang buruk, dan penarikan diri yang pervasif.

Beberapa penderita terbantu dengan kombinasi terapi psikofarmaka, diantaranya obat antidepresan, anticemas, dan antipsikotik yang berguna membantu penderita lebih tenang dan mampu meredam agresifitasnya. Namun juga perlu diperhatikan, bahwa penggunaan obat-obat tersebut pada penderita rawat jalan, dapat digunakan untuk bunuh diri.

Pengertian Gangguan Kepribadian Menghindar

(Pengertian Gangguan Kepribadian Menghindar) – Diperkirakan sekitar 1% – 2% populasi dewasa mengalami gangguan ini. Gangguan kepribadian ini hampir sama dengan Fobia Sosial, yaitu ketakutan akan dihina dan perasaan rendah diri. Perbedaannya yaitu jika Fobia Sosial takut akan suasana sosial, sedangkan Gangguan Kepribadian Menghindar takut pada hubungan sosial yang dekat.

Tanda – tanda Gangguan Kepribadian Menghindar, yaitu :

  • Perasaan tegang dan takut yang menetap dan pervasif.
  • Merasa dirinya tak mampu, tidak menarik atau lebih rendah dari orang lain.
  • Kekhawatiran yang berlebihan terhadap kritik dan penolakan dalam situasi sosial.
  • Keengganan untuk terlibat dengan orang lain kecuali merasa yakin akan disukai.
  • Pembatasan gaya hidup karena alasan kemampuan fisik.
  • Menghindari aktivitas sosial atau pekerjaan yang banyak melibatkan kontak interpersonal karena takut dikritik, tidak didukung atau ditolak.

Psikodinamika Gangguan Kepribadian Menghindar
Karena disebabkan oleh hal yang sama, gangguan kepribadian ini secara tidak langsung dihubungkan dengan Gangguan Cemas. Seperti awal traumatisnya, kondisi ketakutannya, keyakinan yang terganggu, dan abnormalitas neurotransmiternya.

Para ahli psikodinamika memfokuskan pada perasaan malu yang dimulai dari pengalaman awal pada “toilet training”. Penyebabnya adalah perilaku kasar dan penolakan pada awal masa kanak yang mengarahkan pada perasaan bahwa orang lain selalu menghakiminya dengan kasar.

Pengobatan Gangguan Kepribadian Menghindar
Terapi yang digunakan pada gangguan ini adalah terapi kognitif dan terapi perilaku. Juga bisa digunakan terapi obat dan terapi kelompok.

Kesulitan awal dari terapi adalah adanya usaha menghindar penderita dari terapistnya.

Pengertian Gangguan Kepribadian Dependen

(Pengertian Gangguan Kepribadian Dependen) – Gambaran utama dari gangguan ini adalah kesulitan dengan “perpisahan”, dimana gangguan ini beresiko menjadi gangguan depresi dan gangguan cemas sehingga berkecenderungan berpikiran untuk bunuh diri. Diperkirakan lebih dari 2% dari populasi dewasa mengalami gangguan ini dengan perbandingan antara pria dan wanita sama.

Tanda–tanda Gangguan Kepribadian Dependen, antara lain :

  • Mendorong atau membiarkan orang lain untuk mengambil sebagian besar keputusan penting bagi dirinya.
  • Meletakkan kebutuhan sendiri lebih rendah daripada kebutuhan orang lain pada siapa dia bergantung, dan kerelaan yang tidak semestinya terhadap keinginan mereka.
  • Keengganan untuk mengajukan tuntutan yang layak pada siapa dia bergantung.
  • Perasaan tidak enak atau tidak berdaya apabila sendirian, karena ketakutan yang dibesar – besarkan tentang ketidakmampuan mengurus diri sendiri.
  • Terpaku akan ketakutan akan ditinggalkan oleh orang yang dekat dengannya dan ditinggal agar mengurus diri sendiri.
  • Keterbatasan kemampuan untuk membuat keputusan sehari – hari tanpa mendapat nasihat yang berlebihan dan diyakinkan oleh orang lain.
  • Gambaran penyerta dapat mencakup perasaan tidak berdaya, tidak kompeten, dan kehilangan stamina.

Termasuk: Gangguan astenik, inadekuat, pasif, dan menyalahkan diri sendiri.

Psikodinamika Gangguan Kepribadian Dependen

  • Teori Freudian mengatakan bahwa konflik perkembangan fase oral yang tidak terselesaikan menyebabkan pasien membutuhkan pengasuhan sepanjang hidupnya.
  • Teori tentang hubungan objektif mengatakan bahwa kehilangan orang tua yang dini atau penolakan membatasi seseorang untuk mendapatkan pengalaman normal dari “attachment” dan “separation”, sehingga anak tetap dalam keadaan takut.
  • Teori lain mengatakan bahwa overproteksi dari orang tua menyebabkan anak menjadi tergantung/dependen.
  • Para pakar perilaku mengatakan bahwa orang tua individu dengan gangguan ini secara tidak sengaja memberi “reward” bagi anak yang penurut dan “punishment” bagi anak yang bebas.
  • Ahli kognitif mendapatkan 2 perilaku maladaptif yang menyebabkan anak menjadi dependen, “saya tidak cukup mendapatkan bantuan untuk berhubungan dengan dunia” dan “saya harus mencari seseorang yang bisa memberikan perlindungan sehingga saya bisa menghadapi dunia”. Dimana pola pikir tersebut membatasi seseorang untuk membuat keputusan yang bebas dan merdeka.

Pengobatan Gangguan Kepribadian Dependen
Kunci dari penanganan gangguan ini adalah menyerahkan tanggung jawab diri pada dirinya sendiri.

Terapi yang digunakan adalah terapi psikodinamik yang memfokuskan penderita sebagai penderita gangguan depresi, dan terapi kognitif yang merubah asumsi penderita dari ketidakmampuan dan ketidakberdayaan. Sedangkan terapi keluarga dan terapi kelompok dapat membantu dan dianjurkan.

Penggunaan obat antidepresan bisa digunakan jika terdapat gambaran depresi pada penderita.

Beberapa Gejala Umum terhdap Ganggun Kepribadian

(Beberapa Gejala Umum terhdap Ganggun Kepribadian) – Individu dengan gangguan kepribadian sarat dengan pelbagai pengalaman konflik dan ketidakstabilan dalam beberapa Aspek dalam kehidupan mereka. Gejala secara umum gangguan kepribadian berdasarkan kriteria dalam setiap kategori yang ada.

Secara umum gangguan ini klasifikasikan berdasarkan;

  1. Pengalaman dan perilaku individu yang menyimpang dari social expectation. Penyimpangan pola tersebut pada satu atau lebih; cara berpikir (kognisi) termasuk perubahan persepsi dan interpretasi terhadap dirinya, orang lain dan waktu; afeksi (respon emosional terhadap terhadap diri sendiri, labil, intensitas dan cakupan); fungsi-fungsi interpersonal; dan kontrol terhadap impuls;
  2. Gangguan-gangguan tersebut bersifat menetap dalam diri pribadi individu dan berpengaruh pada situasi sosial.
  3. Gangguan kepribadian yang terbentuk berhubungan erat dengan pembentukan distress atau memburuknya hubungan sosial, permasalahan kerja atau fungsi-fungsi sosial penting lainnya.
  4. Pola gangguan bersifat stabil dengan durasi lama dan gangguan tersebut dapat muncul dan memuncak menjelang memasuki dewasa dan tidak terbatas pada episode penyakit jiwa
  5. Gangguan pola kepribadian tidak disebabkan oleh efek-efek psikologis yang muncul yang disebabkan oleh kondisi medis seperti luka di kepala.

Catatan:
Gangguan kepribadian tidak didiagnosa pada pada individu yang berusia dibawah 18 tahun, dengan pertimbangan bahwa pada usia dibawah 18 tahun sedang mengalami pertumbuhan dan perkembangan pada remaja awal, bila pun adanya simtom-simtom tertentu yang tampak, haruslah simtom tersebut menetap setidaknya 1 tahun lamanya, namun tidak semua gejala yang ada dapat didiagnosa sebagai bentuk gangguan kepribadian.

8 Resiko Penderita Gangguan Kepribadian

(8 Resiko Penderita Gangguan Kepribadian) – Individu yang tidak segera melakukan pengobatan, gangguan kepribadian dapat berdampak pada;

  1. Isolasi sosial, kehilangan sahabat-sahabat terdekat yang disebabkan ketidakmampuan untuk menjalani hubungan yang sehat, rasa malu yang disebabkan putusnya hubungan dengan masyarakat
  2. Bunuh diri, melukai diri sendiri sering terjadi pada individu yang mengalami gangguan kepribadian ambang dan cluster B
  3. Ketergantungan pada alkohol dan obat-obatan
  4. Depresi, kecemasan dan gangguan makan. Untuk semua cluster mempunyai resiko berkembangnya problema psikologis lainnya
  5. Perilaku berbahaya yang dapat merusak diri sendiri. Penderita gangguan kepribadian ambang berpotensi melakukan tindakan berbahaya, tanpa perhitungan seperti terlibat pada seks bebas beresiko atau terlibat dalam perjudian. Pada gangguan kepribadian dependen beresiko mengalami pelecehan seksual, emosional, atau kekerasan fisik karena individu ini hanya mengutamakan pada bertahan hubungan semata (bergantung pada orang tersebut)
  6. Kekerasan atau bahkan pembunuhan. Perilaku agresif pada gangguan kepribadian paranoid dan antisosial
  7. Tindakan kriminal. Gangguan kepribadian antisosial mempunyai resiko lebih besar melakukan tindakan kriminal. Hal ini dapat mengakibatkan diri bersangkutan dipenjara
  8. Gangguan simtom yang ada dapat menjadi lebih buruk dikemudian hari bila tidak mendapatkan perawatan secara baik

 

Pengertian Gangguan Kepribadian Skizoid

(Pengertian Gangguan Kepribadian Skizoid) – Pada populasi orang dewasa, diperkirakan kurang dari 1% yang menderita Gangguan Kepribadian Skizoid. Dan sedikit lebih banyak penderita pria daripada wanita.

Tanda-tanda Gangguan Kepribadian Skizoid, antara lain :

  • Hanya sedikit aktifitas yang memberikan kebahagiaan.
  • Emosi dingin, afek datar.
  • Kurang mampu untuk menyatakan kehangatan, kelembutan, atau kemarahan terhadap orang lain.
  • Ketidak-perdulian yang nyata terhadap pujian atau kecaman.
  • Kurang tertarik untuk menjalin pengalaman seksual dengan orang lain (dengan memperhitungkan usia).
  • Hampir selalu memilih aktivitas yang menyendiri.
  • Dirundung oleh fantasi dan instropeksi yang berlebihan.
  • Tidak mempunyai teman dekat atau hubungan pribadi yang akrab, dan keinginan untuk mempunyai hubungan seperti itu.
  • Sangat tidak sensitif terhadap norma dan kebiasaan sosial yang berlaku.

Tidak termasuk : Sindrom Asperger, Gangguan Waham, Gangguan Skizoid masa kanak-kanak, Skizofrenia, Gangguan Kepribadian Skizopital.

Psikodinamika Gangguan Kepribadian Skizoid
Para ahli psikodinamika menghubungkan Gangguan Kepribadian Skizoid dengan perasaan yang tidak nyaman dalam hubungan interpersonal, dipercaya orang tua penderita telah melakukan penolakan dan kekerasan pada anaknya (penderita).

Para ahli kognitif menempatkan orang dengan Gangguan Kepribadian Skizoid sebagai penderita yang mengalami defisiensi atau gangguan proses berpikir, dimana pikiran penderita cenderung menjadi samar dan kosong sehingga penderita mengalami kesulitan menyimpulkan apa yang ada disekitarnya.

Pengobatan Gangguan Kepribadian Skizoid
Penarikan hubungan sosial yang ekstrim dari penderita dan selalu mempertahankan jarak hubungan emosional dengan terapist menghalangi penanganan Gangguan Kepribadian Skizoid.

Terapi yang digunakan adalah terapi kognitif (dapat membantu penderita dalam berinteraksi sosial secara nyaman), terapi perilaku (membantu penderita memperbaiki kemampuan sosialnya), terapi kelompok (membuat penderita merasa nyaman dengan lingkungannya), dan terapi obat (sedikit bermanfaat).

Pengertian Gangguan Kepribadian Histrionik

(Pengertian Gangguan Kepribadian Histrionik) – Penelitian pada gangguan kepribadian ini tampaknya kurang mendukung, namun para peneliti mengatakan bahwa 2% dari populasi dengan perbandingan jumlah antara pria dan wanita sama, mengalami gangguan ini.

Tanda–tanda Gangguan Kepribadian Histrionik antara lain:

  • Ekspresi emosi yang didramatisasi sendiri, teatrikal, dan dibesar-besarkan.
  • Bersifat sugestif, mudah dipengaruhi oleh orang lain atau keadaan.
  • Afek datar dan labil.
  • Terus-menerus mencari kepuasan, apresiasi oleh orang lain, dan aktifitas di mana penderita menjadi pusat perhatian.
  • Kegairahan yang tidak pantas dalam penampilan atau perilaku.
  • Terlalu mementingkan daya tarik fisik.

Termasuk: Gangguan Kepribadian Histeris dan Psikoinfantil.

Psikodinamika Gangguan Kepribadian Histrionik
Penderita gangguan ini, ketika masa kanak mengalami hubungan dengan orang tua yang tidak harmonis sehingga kehilangan rasa cinta. Lalu untuk mempertahankan ketakutan akan kehilangan yang sangat, dia bereaksi secara dramatis.

Para ahli sosiobudaya menganggap bahwa kesombongan, dramatisasi, dan egosentrisnya merupakan pembesaran dari sifat kewanitaannya.

Pengobatan Gangguan Kepribadian Histrionik
Pengobatan pada gangguan ini sulit dilakukan karena perilaku pasien terhadap terapistnya.
Terapi kognitif membantu pasien dari perasaan tidak mampu menolong dirinya sendiri menjadi berkembang dan merasa mampu.

Terapi psikodinamik dan terapi kelompok dapat digunakan dan lebih membantu, sedangkan terapi obat kurang membantu, kecuali jika ada gangguan depresi.